Jakarta, CNBC Indonesia – Gencatan senjata di Gaza, Palestina ditolak oleh 14 negara dalam pemungutan suara yang dilakukan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pertemuan Sesi Khusus Darurat ke-10, Jumat (27/10/2023) waktu Amerika Serikat (AS).
Israel dan AS termasuk dalam kelompok negara-negara yang menolak gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sementara itu, berikut adalah daftar 14 negara lain yang menolak penyeruan gencatan senjata:
1. Austria
2. Kroasia
3. Ceko
4. Fiji
5. Guatemala
6. Hungaria
7. Israel
8. Kepulauan Marshall
9. Federasi Mikronesia
10. Republik Nauru
11. Papua Nugini
12. Paraguay
13. Tonga
14. Amerika Serikat
Sebanyak 120 negara lainnya menyetujui gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sementara 45 negara lainnya memilih abstain atau tidak memberikan suara. Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang menyetujui seruan gencatan senjata.
Berdasarkan hasil pemungutan suara tersebut, Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata yang bersifat segera, tahan lama, dan berkelanjutan antara Israel dan Hamas demi kemanusiaan. PBB juga menuntut akses bantuan tanpa hambatan ke Jalur Gaza yang terkepung.
Selain itu, PBB juga menuntut seluruh pihak untuk “segera dan sepenuhnya mematuhi” kewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM) internasional.
Resolusi tersebut tidak menyebutkan nama Hamas yang menyandera sekitar 220 warga sipil yang ditangkap dalam serangan pada 7 Oktober 2023. Namun, resolusi tersebut menyerukan “pembebasan segera dan tanpa syarat” bagi semua warga sipil yang ditawan secara ilegal, serta mengutuk serangan terhadap warga sipil Palestina dan Israel.
Mosi yang diajukan oleh Yordania tersebut tidak memiliki kekuatan hukum, namun memiliki bobot politik yang mencerminkan isolasi AS dan Israel secara internasional ketika Israel meningkatkan operasi daratnya.
Yordania awalnya menuntut gencatan senjata segera, namun dalam upaya untuk memperoleh dukungan, mereka mengubah rancangan resolusi dengan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan.
Sebagai informasi, ini adalah pertama kalinya PBB mencapai pandangan bersama tentang krisis Timur Tengah setelah empat upaya sebelumnya di Dewan Keamanan PBB gagal karena veto dari Rusia atau Amerika.
Artikel Selanjutnya
Pejabat Hamas Mengaku Terbuka untuk Diskusi Gencatan Senjata