Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menduga penurunan permintaan atribut kampanye pada Pemilu 2024 disebabkan oleh penggunaan media sosial sebagai media kampanye oleh para kandidat. Dia percaya bahwa media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam hal ini. Tauhid juga menjelaskan bahwa media sosial sangat efektif dalam menarik pemilih dari kalangan menengah atas dan anak muda, sehingga banyak kandidat yang mengalihkan dana kampanye mereka ke media sosial. Dia berpendapat bahwa karena adanya media sosial, penjualan atribut kampanye seperti kaos dan bendera menurun pada Pemilu 2024. Hal ini juga terjadi pada Pemilu 2019 dimana penjualan alat peraga kampanye mulai tergerus oleh kehadiran media sosial. Beberapa penjual di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat juga telah mengeluhkan penurunan penjualan mereka menjelang Pemilu 2024. Salah satu pedagang, Mardiati, mengatakan bahwa biasanya dia bisa menerima pesanan puluhan ribu kaos dari satu pembeli menjelang masa kampanye, tetapi saat ini rata-rata satu pembeli hanya memesan ribuan hingga ratusan barang untuk keperluan kampanye. Mardiati menganggap penurunan ini tidak lazim, karena pada Pemilu 2019 pesanan atribut kampanye sudah ramai dua tahun sebelum pelaksanaan pencoblosan. Dia juga memperkirakan penurunan omzet hingga 80% dibandingkan dengan Pemilu 2019. Suwitri, seorang pedagang lainnya, juga mengalami penurunan pesanan sebesar 70% dibandingkan Pemilu 2019. Dia mengatakan bahwa biasanya sudah menerima pesanan satu tahun sebelum masa kampanye dimulai, tetapi pesanan pertama baru datang bulan lalu. Akibat penurunan penjualan ini, banyak pedagang yang harus menurunkan harga atribut kampanye mereka.