Raja Salman Memburu, Hamas Mempermalukan

by -100 Views

Perang di Gaza semakin mengerikan. Serangan tersebut dilakukan oleh Israel sebagai balasan atas serangan Hamas ke wilayahnya pada 7 Oktober lalu. Banyak warga sipil di Gaza yang menjadi korban dalam konflik ini. Berikut adalah perkembangan perang antara Israel dan Hamas yang dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber:

1. Perkembangan Perang: Perang antara Israel dan Hamas terus meluas. Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan ikut menyerang Israel dengan menggunakan drone dan rudal pada tanggal 31 Oktober. Houthi mendukung Palestina dan berjanji untuk membantu Palestina meraih kemenangan melalui serangan-serangan kepada Israel. Keikutsertaan Houthi ini bisa menimbulkan risiko lebih dalam pada regional Arab.

2. Bolivia Memutus Hubungan dengan Israel: Bolivia resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena operasi militer Israel di Gaza. Bolivia menuntut dihentikannya serangan di Gaza yang merenggut ribuan nyawa warga sipil Palestina. Negara ini juga mengirimkan bantuan ke Gaza. Ini adalah kali pertama negara Amerika Latin memutuskan hubungan dengan Israel karena konflik di Gaza.

3. Kamp Pengungsi Dibombardir: Serangan Israel terus terjadi di Gaza, termasuk ke kamp pengungsi yang padat penduduk di Gaza Utara, Jabalia. Serangan ini dilakukan untuk menargetkan seorang komandan Hamas yang senior di daerah tersebut. Seruan internasional untuk memberikan jeda kemanusiaan agar bantuan darurat dapat disalurkan ke warga sipil yang membutuhkan ditolak oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

4. Perbatasan Rafah Dibuka: Perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dan Mesir akhirnya dibuka setelah perang meletus pada tanggal 7 Oktober 2023. Beberapa warga Palestina yang terluka akan dibawa ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis, sementara beberapa warga asing juga diizinkan untuk meninggalkan Gaza.

5. Arab Saudi Mengecam Israel: Arab Saudi mengutuk keras serangan Israel terbaru ke kamp pengungsian terbesar di Gaza, Jabalia. Pemerintah Arab Saudi menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak manusiawi, terutama karena banyak warga sipil tak berdosa yang tewas. Arab Saudi juga menyoroti ketidakmampuan komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel agar segera menyetujui gencatan senjata.

6. Pejabat PBB Mundur: Direktur Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di New York, Craig Mokhiber, mengundurkan diri sebagai protes kepada lembaga multilateral tersebut yang dianggapnya gagal mencegah genosida terhadap warga sipil Palestina di Gaza. Mokhiber menyoroti bahwa negara-negara seperti AS, Inggris, dan sebagian besar negara Eropa telah gagal memenuhi kewajiban mereka dalam memantau perang sesuai dengan Konvensi Jenewa.

7. Evakuasi WNI: Kemlu RI berencana melakukan evakuasi terhadap WNI yang berada di Gaza. Terdapat 10 WNI di wilayah tersebut, termasuk 3 relawan MER-C dan 7 warga sipil. Dari jumlah tersebut, 7 WNI akan dievakuasi, sementara 3 relawan MER-C memutuskan untuk tetap berada di Gaza untuk menjalankan tugas kemanusiaan.

8. Balasan Dendam Hamas: Terjadi serangkaian ledakan besar di Ashkelon, Israel selatan. Kemungkinan ledakan tersebut merupakan roket yang dicegat dan dihancurkan oleh Iron Dome, sistem pertahanan udara Israel. Tidak diketahui apakah semua roket berhasil dicegat. Warga di utara daerah tersebut mendapat peringatan serangan udara dan mencari perlindungan.

Perang antara Israel dan Hamas di Gaza semakin membuat khawatir. Jumlah korban terus bertambah, terutama warga sipil yang menjadi korban dalam konflik ini. Para pihak internasional terus melakukan upaya untuk mencari solusi damai dan menghentikan pertumpahan darah di Gaza.