Tiga pasar besar untuk produk minyak sawit Indonesia, yaitu India, Pakistan, dan China, berharap pemerintah mempermudah ekspor komoditas ini. India sebagai negara tujuan utama ekspor kelapa sawit Indonesia, berharap pemerintah Indonesia mempermudah ekspor komoditas ini ke India. Permintaan minyak sawit yang tinggi di India mengalami peningkatan yang signifikan. Direktur Eksekutif The Solvent Extractors’ Association of India, Dr. B. V. Mehta, mengharapkan Pemerintah Indonesia meninjau kembali kebijakan yang berlaku.
Mehta menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang membuat kebutuhan global terhadap minyak nabati terus meningkat. Pertumbuhan penduduk India yang terus meningkat menyebabkan peningkatan konsumsi minyak nabati, dari 14,1 juta ton pada tahun 2008-2009 menjadi 22,5 juta ton pada 2021-2022. Ketergantungan India terhadap impor minyak nabati mencapai 65% dan merupakan hal yang mengkhawatirkan.
India mengimpor minyak kelapa sawit sebanyak 60% dari Indonesia, Malaysia, dan sedikit dari Thailand. Konsumsi minyak kelapa sawit di India mencapai 25 juta ton, atau 33% dari total konsumsi minyak nabati di negara ini. Minyak kelapa sawit memiliki popularitas di sektor restoran dan katering.
Selain India, Pakistan juga merupakan pasar utama untuk ekspor minyak sawit Indonesia. Pakistan mengharapkan pemerintah Indonesia mengevaluasi kebijakan ekspor minyak sawit. Pakistan memiliki kebutuhan minyak nabati yang besar, dengan total konsumsi sebesar 4,5 juta ton setelah produksi lokal yang hanya mencapai 0,75 ton. Pakistan harus mengimpor 3 juta ton minyak nabati karena produksi lokal yang terbatas. Selain itu, Pakistan juga baru-baru ini melarang produk pangan rekayasa genetika (GMO), yang membuat pasokan minyak nabati menjadi terbatas. Oleh karena itu, Pakistan berharap Indonesia tetap membuka pintu ekspor minyak sawit ke negaranya.
Pasar China juga memiliki potensi yang sama. Meskipun terjadi penurunan populasi penduduk beberapa tahun terakhir, permintaan minyak goreng di China masih tinggi. Alvin Tai, Soft Commodity Analyst Bloomberg, mengatakan bahwa walaupun terjadi penurunan permintaan, masih ada kemungkinan permintaan sawit yang tinggi selama beberapa tahun ke depan. China merupakan salah satu tujuan ekspor Indonesia, namun permintaan di pasar China dipengaruhi oleh penurunan populasi penduduk usia produktif. Alvin memprediksi bahwa pasar China akan mengalami penurunan kebutuhan sawit dalam 2 tahun ke depan.
Dalam kesimpulan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjual minyak sawit ke tiga pasar besar ini sebelum terjadi penurunan permintaan yang disebabkan oleh berkurangnya populasi penduduk di India dan China. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia diharapkan mempermudah ekspor minyak sawit ke India, Pakistan, dan China.