Torehan Manajemen PHR Batik Mandau: Berkontribusi Pada Kemajuan

by -146 Views

Dari sudut pendopo tempat perjamuan tamu, Dewi Asdinar langsung terlihat, dengan sigap ia lalu berdiri dan langsung mendekati para tamu. Senyum sapa merekah terpancar darinya yang saat itu menyambut langsung kedatangan jajaran Komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Sub Holding Upstream (SHU) bersama Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Jumat (3/11).

“Kami kedatangan tamu istimewa untuk melihat secara langsung proses membuat Batik Mandau yang merupakan ikon khas daerah ini,” ujarnya.

Dewi Asdinar adalah Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Mandau, Bengkalis, sekaligus penginspirasi pencetus Batik Mandau. Istri dari Camat Mandau Riki Rihardi tersebut dengan bangga menunjukkan hasil karya ibu-ibu tersebut di depan para tamu. “Ini merupakan hasil karya dari ibu-ibu PKK Mandau,” kata Dewi.

Batik Mandau merupakan salah satu pusat kerajinan ekonomi kreatif yang didukung oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan, program ini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PHR juga bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bengkalis sebagai mitra pelaksana.

Motif pompa angguk belakangan ini menjadi ikon Batik Mandau. Tidak hanya unik, motif pompa angguk juga memiliki makna dan filosofi yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat Duri, Bengkalis yang dikenal sebagai daerah pemilik lapangan migas terbesar di Indonesia.

Selain motif bernuansa migas, Batik Mandau yang diproduksi oleh perempuan ini juga tidak melupakan aspek budaya Melayu. Berbagai motif batik nuansa Melayu ditawarkan, mulai dari pucuk rebung, bunga melati, daun duri, bolu kemojo, hingga Lambang ‘Bermasa’ sebagai tagline Kabupaten Bengkalis, singkatan dari bermarwah, maju, dan sejahtera.

Melihat para perempuan yang sedang membatik, Komisaris Utama PHE Rinaldi Firmansyah, hingga Direktur Utama PHR Chalid Said Salim langsung mendekati mereka, mereka juga mencoba langsung membuat batik khas dari Mandau tersebut. “Ini adalah pengalaman baru tentunya, program CSR PHR ini sangat bagus, memberdayakan masyarakat dan menjadi kebanggaan daerah,” ujar Rinaldi.

Secara bergantian, para tamu yang terdiri dari jajaran komisaris tersebut satu persatu mencoba membuat batik tersebut, mulai dari Rinaldi, Chalid, Direktur Eksplorasi PHE Muharam Jaya Panguriseng, Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita, hingga Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto, Manajer ECSR North Rudi Arief, dan Manajer CSR Pinto Budi Bowo Laksono.

Para perempuan tersebut merasa senang atas kedatangan manajemen perusahaan migas tersebut. “Kami merasa senang sekali didatangi manajemen perusahaan migas,” ujar Deswita, salah satu pembatik.

Rinaldi menambahkan bahwa program TJSL PHR WK Rokan yang telah dilaksanakan ini telah memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Sehingga, ada nilai tambah yang didapatkan warga dari hasil operasi migas di wilayah tersebut.

“Kami memberikan apresiasi dan tentunya mendukung program tersebut untuk kemajuan masyarakat dan daerah,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Camat Mandau Riki Rihardi menyampaikan terima kasih atas kunjungan Komisaris PHE hingga Direktur Utama PHR tersebut. Ia berharap kerja sama dan komunikasi yang telah terjalin selama ini dapat terus meningkat, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Selain mengunjungi pusat Batik Mandau, kunjungan Komisaris SHU beserta jajaran manajemen PHR juga melihat secara langsung program Rumah Jahit Lestari yang memberdayakan perempuan dan difabel. Selain itu, rombongan juga mengunjungi area operasi PHR yaitu Proyek Vibroseismic di Lapangan Pemburu, Kabupaten Rokan Hilir.