Militer RI Kesulitan Mengatasi Kekacauan dari Tetangga, Pemberontak Merepotkan

by -241 Views

Konflik bersenjata antara pasukan oposisi dan junta militer di Myanmar terus berlanjut. Pasukan oposisi berhasil merebut kota Kawlin di Negara Bagian Shan, Myanmar tengah. Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) memandang ini sebagai kemenangan penting. Mantan Jenderal Myint Swe mengatakan bahwa ini adalah kemunduran paling serius yang dialami junta sejak merebut kekuasaan pada Februari 2021. Militer juga tidak mampu mendatangkan bala bantuan atau memulihkan kekuatan mereka yang telah hilang.

Kota Shan merupakan rumah dari berbagai kelompok pemberontak. Ada 3 kelompok pemberontak etnis di Negara Bagian Shan yang telah menyerbu puluhan pos militer dan merebut penyeberangan perbatasan serta jalur perdagangan darat dengan China. Mereka memiliki ambisi untuk memperluas wilayah yang mereka kuasai. China, yang biasanya mengendalikan kelompok di sepanjang perbatasan dengan Myanmar, tidak menghalangi mereka untuk beroperasi.

Kelompok pemberontak di Shan memiliki sumber daya besar, seperti menjual narkoba dan berbisnis di sektor kasino dan pusat penipuan. Kelompok pemberontak terkuat di Shan adalah Wa, dengan senjata modern dan 20.000 tentara yang didukung oleh China.

Peran China dalam konflik ini juga penting, karena mereka ingin menjaga stabilitas perbatasan dan kelancaran perdagangan. China telah memberikan dukungan diplomatik kepada junta dan menjaga jarak dari NUG. Aliansi Persaudaraan yang tergabung dengan NUG mengatakan tujuan mereka adalah menggulingkan pemerintahan militer.

Operasi 1027 yang diluncurkan pada 27 Oktober telah mengubah hal itu. Aliansi Persaudaraan berhasil merebut lebih dari 100 pos militer dan empat kota, termasuk perbatasan di Chin Shwe Haw, Hsenwi, dan Laukkaing. Mereka juga meledakkan jembatan dan mengepung kota Laukkaing, yang merupakan tempat banyak pusat penipuan dijalankan oleh keluarga yang bersekutu dengan junta.

Pasukan Pertahanan Rakyat Pro-NUG melancarkan serangan mereka sendiri di wilayah dekat Negara Bagian Shan untuk mengambil keuntungan dari kelemahan militer, dan pertama kalinya merebut ibu kota distrik. NUG dan pasukan oposisi lainnya memuji keberhasilan aliansi tersebut, dan berbicara tentang momentum baru dalam perjuangan mereka.