Vietnam berencana untuk menggelontorkan dana sebesar US$15,5 miliar (Rp 240 triliun) untuk transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Rencana tersebut telah selesai dan akan diumumkan pada konferensi iklim COP28 di Dubai minggu depan. Penasihat iklim untuk Kedutaan Besar Inggris di Hanoi, Mark George, mengatakan bahwa rencana tahap akhir telah diselesaikan setelah berkoordinasi dengan kementerian Vietnam. Rencana ini merupakan bagian dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) yang melibatkan sembilan negara industri kaya, termasuk Inggris.
Rencana energi nasional Vietnam bertujuan untuk melipatgandakan daya maksimum yang dapat dihasilkan negara tersebut menjadi sekitar 150 gigawatt pada tahun 2030. Rencana tersebut juga menyerukan pengurangan penggunaan batu bara yang sangat berpolusi dan beralih ke energi terbarukan seperti gas, tenaga air, angin, surya, dan sumber daya terbarukan lainnya. Dukungan besar dari komunitas internasional diperlukan untuk memastikan Vietnam dapat melaksanakan rencana tersebut.
Rencana ini dianggap sebagai tonggak sejarah yang penting dalam upaya Vietnam untuk mengakhiri ketergantungannya pada pembangkit listrik tenaga batu bara. George menyatakan bahwa diskusi panel yang diselenggarakan oleh Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama Inggris-Vietnam memberikan peluang bagi kedua negara setelah Inggris resmi bergabung dengan kelompok perdagangan Asia-Pasifik.
(Artikel ini disadur dari CNBC Indonesia)
