Media dari Luar Negeri Menyoroti Kampanye Pemilihan Presiden, Sebut Calon Presiden Ini Lebih Unggul

by -93 Views

Media asing kembali menyoroti pemilihan presiden (pilpres) RI. Kali ini terkait kampanye calon presiden (capres) dan siapa yang saat ini unggul dalam survei. Media Jepang, Nikkei Asia misalnya, menulis artikel “Indonesia’s Prabowo leads as presidential campaign kicks off Race highlights growing rift between Jokowi and his political party”. Disebutkan bagaimana saat memulai masa kampanye, salah satu capres Prabowo Subianto masih unggul dan kemungkinan memperluas keunggulannya dalam survei.

“Indonesia pada hari Selasa memulai masa kampanye resmi selama 75 hari menjelang pemilihan presiden pada bulan Februari mendatang,” tulisnya Rabu, dikutip Kamis (29/11/2023).

“Dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memperluas keunggulannya atas kedua pesaingnya, menurut jajak pendapat terbaru,” tambahnya.

Digambarkan juga capres lain seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sudah melakukan kampanye di Jakarta dan Papua. Namun, Prabowo belum melakukannya kemarin.

Tapi, dimuat media itu, rata-rata survei terbaru tetap menunjukan tingkat dukungan terhadap Prabowo sekitar 40%. Bahkan panggilan khusus penggemarnya ke Prabowo juga ditulis.

“Prabowo juga tampak semakin populer di kalangan jutaan pemilih muda, termasuk mereka yang akan memilih untuk pertama kalinya pada 14 Februari, ketika mantan jenderal angkatan darat tersebut melepaskan kepribadiannya yang keras demi citra baru yang ceria,” tulis media tersebut.

“Penggemarnya memanggilnya gemoy, bahasa gaul bahasa Indonesia yang berarti menggemaskan,” tambahnya.

“Dan gerakan tarian bela diri tradisionalnya yang tampak spontan pada acara-acara terkait pemilu baru-baru ini telah menjadi viral di media sosial,” ujarnya lagi.

Tapi di sisi lain, dimuat pula catatan para pengamat. Di mana disebut bahwa banyak pemilih muda tidak ingat kejadian-kejadian menjelang jatuhnya Suharto, mendiang diktator Indonesia, dan rezim Orde Baru pada tahun 1998, yang menggaitkan Prabowo.

“Prabowo, menantu Suharto saat itu, adalah panglima strategis komando militer dan diduga berperan dalam penculikan aktivis pro-demokrasi, klaim yang dibantah oleh Prabowo,” muat Nikkei Asia lagi menambahkan beberapa data dari Reuters.