Paus Fransiskus menyinggung perang di Gaza dalam misa malam Natal di Vatikan. Ia bahkan menyebut bahwa hatinya ada di tempat kelahiran Yesus Kristus yaitu di Bethlehem, Palestina.
“Malam ini, hati kita ada di Bethlehem, tempat Pangeran Kedamaian lagi-lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia, oleh perbenturan senjata yang bahkan hari ini mencegahnya menemukan ruang di dunia,” kata Paus Fransiskus pada Minggu, (24/12/2023) dikutip dari Politico.
Misa malam Natal di Basilika Santo Petrus dihadiri oleh sekitar 6.500 orang.
Pada malam yang sama, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan serangan Israel menewaskan 70 orang di perkemahan pengungsi di bagian pusat Gaza dan menghancurkan beberapa rumah. Sekitar 20.424 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.
Bethlehem yang terletak di Tepi Barat, Palestina, disebut dalam Alkitab sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Perang Israel-Hamas membuat perayaan Natal besar-besaran yang biasanya menarik ribuan turis mancanegara ke Bethlehem, dibatalkan.
Menurut Al Jazeera, perayaan Natal di Bethlehem yang biasanya ditandai dengan pohon Natal raksasa, barisan marching band, dan dekorasi meriah tak terlihat. Bethlehem tahun ini hanya dihiasi oleh beberapa lampu dekorasi Natal.
Di pusat kota, sebuah bendera Palestina raksasa dikibarkan didampingi sebuah spanduk bertuliskan, “Lonceng Bethlehem berdentang untuk gencatan senjata di Gaza.”
“Banyak orang tewas untuk tanah ini. Sulit untuk merayakan saat bangsa kami berguguran,” kata Nicole Najjar, murid berusia 18 tahun kepada Al Jazeera.
Dalam pesan malam Natalnya, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Yesus lahir di tengah upaya Raja Daud memperkuat kekuasaannya dengan melakukan sensus untuk menghitung jumlah warga Yahudi. Ia memberikan peringatan agar kita berani melawan “upaya mencari kekuasaan duniawi, ketenaran dan kemenangan, yang mengukur segalanya dengan kesuksesan, hasil, dan angka, dunia yang terobsesi dengan pencapaian”
“Kita dekat dengan saudara kita yang menderita karena perang. Kita ingat Palestina, Israel, Ukraina. Kita juga mengingat mereka yang menderita, lapar, dan diperbudak. Semoga Tuhan yang mengambil hati manusia untuk diri-Nya, mengisi kemanusiaan di hati para manusia,” kata Paus Fransiskus.