Pemerintah Korea Selatan sedang melakukan upaya untuk meningkatkan angka kelahiran di negaranya dengan cara mempermudah akses masyarakat, terutama pasangan yang memiliki bayi, untuk mendapatkan rumah. Sejak Senin, otoritas terkait telah merevisi langkah pasokan perumahan, baik sektor publik maupun swasta, untuk memudahkan keluarga dengan bayi mendapatkan hunian.
Rumah tangga yang memiliki anak di bawah usia 2 tahun, termasuk mereka yang memiliki anak angkat atau ibu hamil, berhak mengajukan permohonan sistem langganan perumahan khusus dan prioritas. Perbaikan sistem ini diharapkan dapat membantu rumah tangga yang sudah menikah atau memiliki anak dalam membeli rumah.
Aturan baru ini bertujuan untuk menurunkan beban biaya perumahan yang tinggi, yang menjadi salah satu faktor penurunan angka kelahiran di Korea Selatan ke level terendah. Pemerintah berencana memberikan “pinjaman batu loncatan” berbunga rendah kepada pasangan yang memenangkan perumahan, dengan tingkat bunga berkisar antara 1,6 hingga 3,3 persen.
Sistem berlangganan perumahan di Korea dianggap sebagai cara paling hemat biaya untuk membeli rumah. Dalam laporan terbaru, jumlah pemegang rekening berlangganan perumahan meningkat, menandai peningkatan pertama dalam 20 bulan terakhir. Angka kelahiran perempuan Korea Selatan turun ke level terendah yaitu 0,72 pada tahun 2023, jauh di bawah angka 2,1 yang diperlukan untuk populasi stabil.
Pemerintah Korea Selatan berusaha keras untuk mengatasi masalah rendahnya angka kelahiran dengan berbagai kebijakan, termasuk kemudahan akses perumahan bagi pasangan dengan bayi. Semoga langkah-langkah ini dapat membantu meningkatkan angka kelahiran dan memperbaiki kondisi demografi negara tersebut.