Apa Yang Akan Terjadi Jika 1.000 SPBU Shell Ditutup di Seluruh Dunia? Bagaimana di Indonesia?

by -89 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Shell berencana untuk menutup sekitar 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di beberapa negara hingga tahun 2025. Sebagai gantinya, perusahaan akan memperluas pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) secara lebih agresif.

Bagaimana situasi SPBU yang ada di Indonesia?

Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, memastikan bahwa Shell akan tetap mengoperasikan Izin Usaha Niaga Umum sebagai penyalur bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Meskipun saat ini perusahaan sedang mengimplementasikan strategi transisi energi secara global.

“Shell tetap aktif dalam menjalankan bisnis hilir minyak dan gas di Indonesia, termasuk dalam produksi dan pemasaran pelumas, penjualan BBM, dan produksi bahan bakar rendah karbon (low-carbon fuel),” kata Susi kepada CNBC Indonesia, dikutip pada Kamis (28/3/2024).

Susi menambahkan bahwa Indonesia merupakan pasar pertumbuhan utama bagi bisnis pelumas Shell. Hal ini terbukti dengan pembangunan Pabrik Manufaktur Gemuk atau Grease Manufacturing Plant di Marunda dengan kapasitas total 120 kiloton per tahun pada bulan Maret 2024.

“Pada bulan November 2022, kapasitas pabrik pelumas Shell di Marunda (Lubricants Oil Blending Plant) ditingkatkan menjadi 300 juta liter per tahun. Pada tahun 2023, kami juga mengenalkan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) untuk mendukung industri pusat data yang sedang berkembang di Indonesia,” ungkapnya.

Di sektor SPBU, pada bulan Januari 2024, Shell juga memperkenalkan layanan terintegrasi di SPBU Shell Soepomo melalui Shell Café dan fasilitas lainnya untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan.

“Selain itu, Shell juga meluncurkan bahan bakar performa terbaik Shell V-Power di Indonesia pada bulan Juni 2023 dengan teknologi terbaru yang dapat membersihkan 100% endapan yang menghambat performa mesin,” tambahnya.

Tindakan Shell ini diperkirakan akan mengurangi jumlah gerai sebesar 2,1%, meskipun Shell tidak merinci negara mana yang akan mengalami penutupan. Pada tahun 2023, Shell mengoperasikan 47.000 gerai di seluruh dunia.

Pada masa mendatang, Shell akan memfokuskan perencanaannya di pasar China dan Eropa, di mana pertumbuhan kendaraan listrik di kedua wilayah tersebut sangat pesat sehingga membutuhkan lebih banyak SPKLU.

Perusahaan juga akan meningkatkan jumlah titik pengisian daya kendaraan listrik dari 54.000 menjadi 200.000. Rencana ini diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.

Saat ini, SPKLU Shell berlokasi di stasiun pengisian bahan bakar Shell dan juga dapat ditemukan di berbagai pusat mobilitas, seperti supermarket.

Menurut peta pengisian daya Recharge EV Shell, perusahaan telah mengoperasikan lebih dari 3.700 stasiun pengisian daya di Amerika Serikat (AS) dengan beberapa colokan pengisi daya di setiap lokasi. Sebagai perbandingan, Tesla menawarkan sekitar 6.000 stasiun pengisian daya dengan lebih dari 15.000 colokan pengisian cepat.

Meskipun terjadi penurunan permintaan kendaraan listrik belakangan ini di AS, Shell yakin bahwa transisi energi secara global merupakan investasi yang layak. Shell menyoroti peningkatan investasi di industri kendaraan listrik di China, terutama di Shenzhen dan Wuhan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya:
Potret Harga Terbaru BBM Pertamina, Shell, BP & Vivo

(pgr/pgr)