Ini Penjelasan Mengenai Kebijakan China Bernilai Rp 11.311 Triliun

by -255 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Negara Tirai Bambu alias China saat ini mengeluarkan kebijakan terbarunya dengan meningkatkan permintaan domestik hingga US$ 704,23 miliar atau setara Rp 11,31 triliun (asumsi kurs Rp 16.062 per US$). Wakil Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, Zhao Chenxin mengungkapkan kebijakan tersebut sudah berlaku saat ini dan diyakini akan mencapai hasil yang besar. “Kami yakin pekerjaan ini akan mencapai hasil yang semakin besar,” ujar Chenxin dilansir CNBC International, dikutip Jumat (12/4/2024).

Kebijakan tersebut diharapkan bisa berdampak yang lebih besar pada pertumbuhan perekonomian di China. Hal itu di tengah kekhawatiran dunia mengenai kelebihan pasokan di China seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Beijing awal tahun ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan permintaan domestik dengan subsidi dan insentif lain untuk peningkatan peralatan dan perdagangan produk konsumen. Hal itu secara resmi diperkirakan akan menghasilkan pengeluaran tahunan lebih dari US$ 704,23 miliar setara Rp 11,31 triliun untuk peralatan, dan untuk barang-barang konsumen seperti mobil dan peralatan rumah tangga.

Adapun, China juga telah menetapkan target Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 5% tahun ini, setelah kenaikan sebesar 5,2% pada tahun lalu. Sedangkan, para analis skeptis bahwa China dapat mencapai tujuannya tanpa stimulus tambahan. Namun, minggu ini Goldman Sachs dan Morgan Stanley menaikkan perkiraan mereka mendekati target resmi, sebagian disebabkan oleh pertumbuhan di bidang manufaktur.

Dengan begitu, Chenxin mengungkapkan bahwa Beijing bertujuan untuk meningkatkan investasi peralatan sebesar lebih dari 25% antara tahun 2023 dan 2027. Selain itu, dia juga mengatakan sasaran lain pada tahun 2027 akan meningkatkan efisiensi energi peralatan utama yang mengonsumsi energi, menggandakan volume mobil daur ulang, meningkatkan volume transaksi mobil bekas sebesar 45%, dan meningkatkan volume daur ulang peralatan rumah tangga sebesar 30%.

Chenxin menekankan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konsumsi dan investasi, namun juga mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keselamatan yang mana semuanya sejalan dengan dorongan Beijing untuk pertumbuhan berkualitas tinggi. China juga berupaya untuk lebih fokus pada keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.