Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan Iran terhadap Israel merupakan balasan atas tragedi serangan konsulat jenderal di Suriah yang menewaskan 7 anggota Garda Revolusi Irak.
Korps Garda Revolusi Iran dilaporkan meluncurkan belasan serangan drone dan misil ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4/2024). Serangan ini meningkatkan ketegangan antara kedua negara dengan AS yang telah berjanji mendukung Israel.
Dikutip dari Reuters, militer Israel mengungkapkan lebih dari 100 drone memasuki wilayah mereka dari Iran. Media Israel, Channel 12, mengungkapkan beberapa serangan berasal dari Suriah dan Yordania.
Kantor berita Iran melaporkan sumber yang menyatakan militer Iran juga meluncurkan gelombang pertama rudal balistik ke Israel.
Iran berjanji akan membalas serangan tersebut sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap konsulat mereka di Damaskus pada 1 April yang menewaskan tujuh petugas Garda Revolusi, termasuk dua komandan senior. Israel tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan ini dianggap berbahaya bagi stabilitas Timur Tengah oleh sejumlah pihak.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyebut serangan Israel pada 1 April terhadap misi diplomatik Iran di Damaskus sebagai “pembunuhan politik”. Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk serangan tersebut dalam percakapan telepon dengan Iran.
Serangan udara di Damaskus baru-baru ini sangat sensitif karena menargetkan gedung kedutaan Iran. Menurut Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, gedung tersebut adalah milik Iran namun bukan wilayah kedaulatan.
Menteri Luar Negeri Iran telah melakukan pertemuan dengan mitra di beberapa negara dalam upaya merespons serangan terhadap kedutaan Iran di Suriah. Selama kunjungan ke Oman, Iran menyampaikan kepada AS niatnya untuk menanggapi serangan Israel dengan hati-hati untuk mencegah eskalasi yang signifikan.
