RI Bersiap untuk Skenario Terburuk terkait Serangan Israel ke Iran, Persiapan untuk Pasokan Minyak Menjadi Prioritas

by -157 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan skenario terburuk untuk pasokan minyak domestik, terutama jika konflik antara Iran dan Israel di Timur Tengah berlanjut. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan bahwa Selat Hormuz di dekat Iran memiliki pengaruh penting terhadap pasokan dan harga minyak global, termasuk Indonesia.

Menurut Tutuka, gangguan di Selat Hormuz akan berdampak pada impor minyak domestik, dengan 20% Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina diimpor melalui jalur ini. Oleh karena itu, pemerintah sedang mencari alternatif pasokan minyak dari negara lain dan menggenjot kegiatan hulu dan hilir di dalam negeri.

Pemerintah juga membidik peluang impor minyak mentah dari negara di luar Arab, seperti Nigeria dan Gabon, untuk mengurangi ketergantungan pada Timur Tengah. Bila perang di Timur Tengah berlangsung lama, ini juga akan meningkatkan beban subsidi negara.

Selain itu, harga minyak mentah dunia naik setelah serangan Israel terhadap Iran. Harga minyak Brent melonjak 3,5% menjadi US$90,14 per barel, sementara minyak WTI naik 3,61% menjadi US$85,80 per barel. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga melemah, dengan penutupan di Rp16.250/US$ pada hari itu.

Perang di Timur Tengah berdampak pada pasokan minyak dan harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pemerintah Indonesia terus mencari solusi untuk menjaga pasokan minyak dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara di Timur Tengah.