Likuiditas di sektor perbankan saat ini sedang melimpah, karena tabungan korporasi menjadi berlebihan. Data dana pihak ketiga (DPK) di perbankan mencatat pertumbuhan yang tinggi.
Pada bulan April 2024, pertumbuhan DPK mencapai 8,21%, naik dari bulan Maret 2024 yang sebelumnya tumbuh 7,44%. Pada Desember 2023, pertumbuhan hanya mencapai 3,8%.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengonfirmasi bahwa tabungan korporasi saat ini tinggi karena adanya keuntungan yang melimpah, didukung oleh kenaikan harga komoditas.
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai DPK mencapai Rp 8.376,1 triliun per April 2024, dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 15,3% (year-on-year) dan perorangan 2,3%.
Porsi DPK korporasi mencapai Rp 3.846,7 triliun dengan pertumbuhan yang lebih cepat dari bulan sebelumnya sebesar 12,5%. Sementara dari nasabah perorangan senilai Rp 4.086,7 triliun dengan pertumbuhan yang melambat dari bulan sebelumnya sebesar 3,2%.
Meskipun tabungan korporasi tinggi, perusahaan tidak ragu untuk melakukan ekspansi usaha karena pertumbuhan kredit masih tinggi mencapai 13,09%, didominasi oleh kredit investasi dan modal kerja.
Namun, ekspansi usaha belum sepenuhnya dilakukan karena perusahaan masih melihat tantangan ekonomi pada paruh kedua tahun ini, termasuk suku bunga yang masih tinggi dan daya beli yang lemah.
Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani menambahkan bahwa tingginya DPK juga mencerminkan sikap hati-hati pengusaha dalam melakukan ekspansi bisnis karena tahun politik masih berlangsung.
Diperkirakan, pada akhir tahun dengan penurunan suku bunga acuan BI dan peralihan politik yang lancar, ekspansi usaha di sektor riil akan lebih menguat, sehingga perusahaan akan lebih aktif dalam investasi dan tidak hanya menahan dananya di perbankan.