Peringatan! BMKG Mengumumkan El Nino Telah Berakhir, Risiko Baru Menanti Indonesia

by -114 Views

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengumumkan bahwa saat ini tidak ada lagi El Nino. Ini disebabkan oleh fakta bahwa saat ini indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) telah mencapai fase Netral. “Saat ini ENSO diprediksi akan tetap Netral. Sekali lagi, sekarang Netral. Jadi tidak ada lagi El Nino karena sudah Netral,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/5/2024). BMKG memperingatkan tentang potensi kemarau, di mana Indonesia berisiko mengalami kekeringan meteorologis.

“Hingga paruh pertama bulan Mei 2024, pemantauan atas anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan indeks ENSO sebesar +0,21 atau dalam kondisi Netral,” jelasnya. “Saat ini, indeks ENSO telah berada pada level Netral selama 2 paruh pertama bulan (20 hari) dan diprediksi akan tetap Netral hingga bulan Juni-Juli 2024,” tambahnya.

Menurut penjelasan di situs resmi BMKG, El Nino-Southern Oscillation (ENSO) adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi dari biasanya. Ada tiga fase iklim di Samudera Pasifik, yaitu El Nino, La Nina, dan Netral. Pada fase Netral, angin pasat bertiup dari timur ke barat melintasi Samudera Pasifik, menghasilkan arus laut yang bergerak ke barat dan disebut Sirkulasi Walker. Suhu permukaan laut di bagian barat Pasifik selalu lebih hangat daripada bagian timur.

Dwikorita juga mengungkapkan bahwa setelah ENSO tetap pada fase Netral, diprediksi bahwa ENSO akan beralih ke fase La Nina hingga bulan Juli 2024. “Pada periode Juli-Agustus-September 2024, ENSO Netral diprediksi akan beralih ke fase La Nina lemah, yang akan bertahan hingga akhir tahun 2024,” katanya. Namun, La Nina lemah ini diprediksi tidak akan berdampak pada musim kemarau yang akan datang.

Di sisi lain, BMKG mencatat bahwa kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini Netral, namun ada kecenderungan beralih ke fase positif. IOD adalah perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah di Samudera Hindia.

Dalam menghadapi potensi kekeringan yang mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan, BMKG merekomendasikan beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan, seperti penerapan teknologi modifikasi cuaca, mengoptimalkan pengisian waduk, membasahi dan menaikkan muka air tanah, dan memanfaatkan air hujan dengan lebih efisien. BMKG juga akan berkoordinasi dengan Menteri Pertanian dan Gubernur Provinsi terdampak untuk menyusun langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi kondisi cuaca yang keras tersebut.