Mantan Bos Mossad Terungkap Ancam Jaksa ICC, Apakah atas Perintah Netanyahu?

by -96 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Fakta baru terungkap setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat surat perintah penangkapan dari Pengadilan Pidana Internasional (ICC) terkait kekerasan di Gaza. Mantan kepala badan intelijen Israel Mossad pernah mengancam jaksa ICC.

Media Inggris, The Guardian, pertama kali melaporkan bahwa mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, Yossi Cohen, terlibat dalam tekanan ini. Cohen disebut telah berkomunikasi secara rahasia dengan jaksa ICC sejak beberapa tahun yang lalu.

Keterlibatan pribadi Cohen dalam menghadapi ICC dimulai ketika ia menjabat sebagai direktur Mossad pada tahun 2015. Saat itu, ia berhubungan dengan jaksa ICC, Fatou Bensouda, yang saat itu menjabat sebelum Khan.

Saat itu, Cohen, yang merupakan sekutu terdekat Netanyahu, berusaha menekan Bensouda agar menghentikan tuntutan terkait kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina.

“Cohen telah beberapa kali menekannya untuk tidak melanjutkan penyelidikan kriminal dalam kasus Palestina di ICC,” kata tiga orang sumber dilansir Kamis (30/5/2024).

Empat sumber lainnya mengkonfirmasi bahwa Bensouda telah memberi petunjuk kepada sekelompok kecil pejabat senior ICC tentang upaya Cohen untuk mempengaruhinya. Mereka bahkan menyoroti kekhawatiran tentang perilaku Cohen yang semakin berani dan mengancam.

“Anda harus membantu kami dan biarkan kami menjaga Anda. Anda tidak ingin terlibat dalam hal-hal yang dapat membahayakan keamanan Anda atau keluarga Anda,” ujar sumber-sumber menggambarkan tekanan Cohen pada Bensouda.

Mossad juga disebut melakukan beberapa manuver untuk terus menekan Bensouda. Salah satunya adalah manipulasi.

Antara akhir 2019 dan awal 2021, setidaknya tiga pertemuan terjadi antara Cohen dan Bensouda. Dalam salah satu pertemuan itu, Cohen dikatakan telah menunjukkan salinan foto suaminya kepada Bensouda, yang diambil secara sembunyi ketika pasangan itu berkunjung ke London.

“Agen Mossad juga memperoleh sejumlah materi, termasuk transkrip yang bisa memberikan tekanan pada suaminya,” jelas seorang sumber.

Pengungkapan ini terjadi di tengah peringatan jaksa ICC yang saat ini, Khan, bahwa ia tidak akan ragu untuk mengadili upaya intervensi terhadap pejabat ICC. Dalam pasal 70 Statuta Roma, aksi yang mengancam jaksa dan hakim ICC dapat dianggap sebagai pelanggaran.

Meskipun tegas dalam menindak intervensi, juru bicara ICC menyatakan kantor Khan telah menjadi sasaran ‘beberapa bentuk ancaman dan komunikasi’ yang bisa dianggap sebagai upaya untuk mempengaruhi aktivitasnya secara berlebihan.

Khan baru-baru ini mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan pelanggaran perang di Gaza. Selain Netanyahu dan Gallant, Khan juga mengeluarkan surat penangkapan untuk tiga pemimpin Hamas.

Keputusan ini menimbulkan reaksi beragam. Netanyahu dan kementeriannya menyebut keputusan ini sebagai blunder, mereka mengatakan bahwa membandingkan mereka dengan Hamas adalah kesalahan besar.

“Saya sangat menolak perbandingan antara Israel yang demokratis dan pembunuh massal Hamas,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, merujuk pada kota Den Haag, tempat bermarkasnya pengadilan tersebut.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa keputusan ICC untuk menangkap Netanyahu sangat berlebihan. PM Hongaria Viktor Orban juga menganggap keputusan tersebut tidak dapat diterima.

Namun, Prancis dan Jerman menyatakan akan mematuhi keputusan ICC terkait penangkapan Netanyahu.

[luc/luc]