Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada bulan Mei 2024, terjadi penurunan harga beras di tingkat pedagang grosir dan eceran secara bulanan. Di sisi lain, harga gabah kering giling (GKG) naik di tingkat petani.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa harga gabah kering panen (GKP) pada bulan Mei 2024 di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 2,73% secara bulanan dan 4,64% secara tahunan. Sementara itu, harga GKG turun 4,06% secara bulanan namun masih lebih tinggi 8,40% secara tahunan.
Harga GKP dan GKG di bulan Mei 2024 masing-masing adalah Rp5.842 per kg dan Rp6.676 per kg. Sementara itu, harga beras di tingkat penggilingan turun 4,42% secara bulanan tetapi tetap tinggi 10,71% dibanding Mei 2023.
“Inflasi beras di tingkat grosir dan eceran pada bulan Mei 2024, di tingkat grosir terjadi deflasi sebesar 3,11% secara bulanan dan inflasi 11,30% secara tahunan,” kata Amalia dalam jumpa pers di kantornya, Senin (3/6/2024).
“Di tingkat eceran juga mengalami deflasi sebesar 3,59% secara bulanan dan inflasi 11,75% secara tahunan. Ini mencakup rata-rata harga beras dari berbagai jenis kualitas dan wilayah di Indonesia,” tambahnya.
Relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras juga diperpanjang oleh pemerintah dengan alasan menjaga stabilisasi pasokan harga beras premium dan beras medium di pasar tradisional maupun ritel modern. HET beras premium naik dari Rp13.900 per kg menjadi Rp14.900 per kg, sedangkan HET beras medium naik dari Rp10.900 per kg menjadi Rp12.500 per kg.
Relaksasi ini berlaku untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan, dengan kenaikan tambahan untuk wilayah lain. Aturan relaksasi ini sebelumnya berlaku hingga 31 Mei 2024, namun diperpanjang setelah itu tanpa waktu yang ditentukan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Pak Jokowi Tolong! Harga Beras Makin Mahal, Ini Buktinya
(dce/dce)