Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa impor produk barang rajutan turun sebesar 11,13% secara volume dan 1,93% secara nilai pada periode Januari-Maret 2024.
Sementara itu, impor pakaian jadi mengalami penurunan volume sebesar 5,35% dan nilai 1,86% pada periode yang sama.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyatakan bahwa impor pakaian dan aksesoris cenderung fluktuatif. Menurutnya, impor tekstil dipengaruhi oleh faktor musiman seperti Idul Fitri.
“Hal ini termasuk tren peningkatan nilai impor untuk mengantisipasi permintaan pakaian menjelang Lebaran,” ujar Habibullah di Jakarta pada Rabu, 19 Juni 2024.
Dia juga menambahkan bahwa kenaikan impor menjelang Lebaran merupakan tren tahunan. Negara-negara utama asal impor produk tekstil tersebut antara lain Tiongkok, Bangladesh, dan Vietnam.
“Hingga Mei 2024, Tiongkok, Bangladesh, dan Vietnam menjadi negara utama asal impor pakaian dan aksesoris,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Parah! Sehari 3 Juta Lembar Baju Impor Hajar RI, Bikin Boncos Segini
(rsa/mij)