Kurban Idul Adha Warga RI Berdampak pada Ekonomi, Mencapai Tembusan Rp 34,3 T

by -126 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas memproyeksikan potensi ekonomi kurban di Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai Rp34,3 triliun. Hal ini diungkap dalam Laporan Potensi Kurban 2024 yang dirilis Baznas.

Proyeksi ini didasarkan pada perkiraan partisipasi sekitar 2,75 juta rumah tangga, atau mudohi, yang akan berpartisipasi dalam pelaksanaan kurban tahun ini.

“Berdasarkan potensi tersebut, total sekitar 2,3 juta hewan ternak yang terdiri dari 1,79 juta domba/kambing dan 514 ribu ekor sapi diperkirakan akan menghasilkan sekitar 195,5 ribu ton daging kurban,” ungkap Baznas, dikutip Kamis (20/6/2024).

Pelaksanaan kurban di Indonesia memang bukan satu-satunya solusi dalam mengatasi kemiskinan maupun prevalensi stunting. Namun demikian, hari raya Idul Adha menjadi momentum baik dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat miskin serta peningkatan kesejahteraan para peternak mustahik, masyarakat miskin secara khusus maupun bagi masyarakat luas secara umum.

Adapun, target penghimpunan Kurban Berkah Baznas 2024 oleh Baznas RI ini yakni 9000 ekor setara domba/kambing (doka) yang akan didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia.

“Sementara untuk target kurban Baznas Daerah sebanyak 350.000 ekor setara domba/kambing, LAZ se-Indonesia sebanyak 350.000 ekor setara domba/kambing, dan kurban umat Islam Indonesia di Masjid dan komunitas sebesar 3.360.000 ekor setara domba/kambing (doka).

Baznas juga memfasilitasi kurban dengan kaleng, kurban di Palestina, dan kurban di daerah bencana. Baznas berupaya mengurangi masalah stunting dengan meningkatkan konsumsi daging bagi para mustahik sehingga dapat membantu pemenuhan gizi, khususnya protein hewani, dalam masa kurban ini.

Sebelumnya, Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia tahun 2024 ini sebesar Rp 28,2 triliun yang berasal dari 2,16 juta pekurban (shahibul qurban).

Proyeksi tersebut naik dari tahun lalu (2023) yang diestimasikan mencapai Rp 24,5 triliun dari 2,08 juta orang pekurban. Artinya, ada kenaikan sekitar 80 ribu pekurban pada tahun 2024 ini.

“Dari 2,16 juta keluarga muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi shahibul qurban, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing-domba sekitar 1,21 juta ekor, sedangkan sapi-kerbau sekitar 587 ribu ekor,” kata Tira Mutiara, Peneliti IDEAS dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (10/06/2024).

Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20-80 kg dengan berat karkas 41 persen serta berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 57 persen, maka potensi ekonomi kurban 2024 dari sekitar 1,79 juta hewan ternak ini setara dengan 117,2 ribu ton daging.

“Walaupun secara umum mengalami kenaikan, namun jika kita melihat data masyarakat muslim yang berpotensi menjadi pekurban kambing-domba dengan bobot 20-40 kg per ekor turun sekitar 7 persen dari 734 ribu menjadi 709 ribu pekurban. Kelompok ini merupakan masyarakat kelas menengah” ungkap Tira.

Menurut Tira, kondisi ekonomi saat ini dengan banyaknya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tingginya pengangguran menyebabkan pendapatan kelas menengah-bawah mengalami stagnansi bahkan penurunan signifikan. Alhasil, masyarakat yang mampu berkurban tahun lalu (2023), saat ini terdampak dengan fenomena tersebut tidak mampu bekurban lagi pada tahun ini.

“Secara kontradiktif kami menemukan adanya kenaikan pekurban sapi-kerbau dengan berat sekitar 750 kg per ekor, yang rata-rata berasal dari masyarakat kelas terkaya naik sekitar 21% dari 63,9 ribu menjadi 77,6 ribu pekurban,” tutur Tira.

Tira menambahkan fenomena turunnya pekurban masyarakat kelas menengah dan naiknya pekurban masyarakat kelas terkaya mengkonfirmasi kesenjangan ekonomi yang semakin ekstrem di Indonesia.

Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan pihaknya mengumpulkan data masjid demi masjid untuk mengukur statistik Idul Adha tahun ini.

“Sampel kami adalah 1.301 ekor sapi dan 3.366 ekor kambing, yang mencakup 26 masjid di Jabodetabek dan Yogyakarta. Kami juga memperoleh data dari 46 Kantor Wilayah (KPW) Bank Indonesia dan 1 peternakan besar di Jawa Barat,” kata Satria dan timnya dalam laporannya, dikutip Kamis (20/6/2024).

Dari laporan Bahana, Satria mengatakan pada Idul Adha tahun ini, jumlah sapi dan kambing kurban meningkat masing-masing sebesar 6% secara tahunan atau year on year/yoy dan 16% yoy.

“Hal ini sejalan dengan perkiraan Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) yang memperkirakan total nilai kurban pada tahun 2024 akan meningkat sebesar 15,6% yoy menjadi Rp28,2 triliun,” ujarnya.

Satria mengungkapkan dua data menarik dari temuannya. Pertama, konsumen/mudhahhi/sohibul qurban memilih membayar bagian sapi (250kg sapi dibagi 7) dibandingkan membeli kambing utuh seberat 40kg.

Kedua, Jabodetabek mengalami surplus daging lebaran dibandingkan kekurangan di Cianjur, Brebes, Demak, Semarang, Madiun, Jember, dan kota-kota lain di luar Pulau Jawa.

“Berdasarkan wawancara kami, masyarakat kelas menengah umumnya melaporkan adanya pemulihan pendapatan dan tabungan sehingga mereka dapat mengalokasikan dana untuk kurban Idul Fitri. Data kami juga menunjukkan inflasi sapi berkisar antara 8,3% yoy (kambing) dan 10,9% yoy (sapi) pada Idul Adha tahun ini,” tegasnya.