Banyak yang Menolak, Ternyata Indonesia Senang Memasukkan Barang ini dari Israel secara Rahasia

by -55 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Gerakan boikot terhadap merek, barang, dan jasa yang berasal dari dan/atau pendukung Israel masih terus dilakukan oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia seiring dengan Israel yang belum menghentikan serangan ke Palestina.

Menurut laporan terbaru Al Jazeera pada Jumat (21/6/2024), sebanyak 37.431 warga Palestina dilaporkan tewas dan 85.653 lainnya luka-luka sejak serangan Zionis pada 7 Oktober 2024 lalu. Tak hanya itu, kantor media Pemerintah Gaza juga melaporkan bahwa 152 jurnalis yang bertugas di Palestina tewas akibat terbunuh oleh serangan Israel.

Hingga hari ini, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang tidak segan untuk memboikot segala hal yang berasal dari dan/atau pendukung Israel. Hal ini dilakukan seiring dengan Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel. Alasan utamanya adalah karena Indonesia telah lama menentang pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Konflik Israel-Palestina telah berlangsung sejak berdirinya Israel pada 1948 yang menyangkut dua permasalahan utama, yaitu permasalahan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara di tanah airnya sendiri dan hak bangsa Yahudi untuk memilih negara mereka sendiri (Israel).

Konflik semakin memanas, terutama ketika Israel melancarkan serangan udara dan serangan darat di Jalur Gaza yang menelan banyak korban jiwa. Terkait hal ini, banyak kecaman dari dunia internasional, karena Israel juga melakukan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memproses perundingan perdamaian, namun Israel seringkali lalai dalam melaksanakan isi perundingan. Dalam hal ini, Indonesia membela hak-hak kemanusiaan rakyat Palestina, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan oleh karena itu penjajahan dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan hak asasi manusia, kemanusiaan, dan keadilan.

Landasan hukum tersebut menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang selalu mendukung kemerdekaan bangsa yang tertindas. Dengan politik luar negeri yang independen dan aktif, Indonesia telah memposisikan diri sebagai bangsa yang menolak pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina.

Dari sisi hubungan diplomatik, perwakilan masing-masing negara antara Indonesia dan Palestina menunjukkan keyakinan atau kepercayaan kedua belah pihak untuk melaksanakan hubungan kerja sama dan komunikasi.

Namun, hubungan Indonesia dan Israel tidak menunjukkan adanya kepercayaan yang terlihat dari tidak adanya hubungan diplomatik. Pemerintah Indonesia bahkan secara tegas mengambil sikap bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel hingga Israel mengakui kemerdekaan Palestina.

Meskipun Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal, keduanya tetap menjaga kontak dalam perdagangan, pariwisata, dan keamanan.

Menurut data terbaru dari Kementerian Perdagangan (Kemendag RI), impor dari Israel ke Indonesia meningkat 336% secara tahunan dari Januari hingga April 2024, mencapai US$29,2 juta atau setara dengan Rp479,6 miliar.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke Israel justru mengalami penurunan 0,8% menjadi US$52,5 juta atau setara dengan Rp865,07 miliar dalam periode yang sama.

Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia masih membutuhkan beberapa barang komoditas dari Israel seperti peralatan dan suku cadang pemanas dan pendingin, boiler dan suku cadang pembangkit uap atau pembangkit lainnya, pompa untuk cairan dan suku cadangnya, alat untuk digunakan dengan tangan atau mesin, serta peralatan dan suku cadang telekomunikasi.