China Menggelontorkan Dana Rp3.803 Triliun untuk Pengembangan Mobil Listrik

by -92 Views

Perusahaan mobil listrik China Nio meluncurkan merek berbiaya rendah OnVo pada Rabu, 15 Mei 2024 di Shanghai, China. Pusat Studi Strategis dan Internasional berbasis di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa China telah menghabiskan US$230,8 miliar atau sekitar Rp3.803 triliun untuk mobil listrik. China telah mengalokasikan dana sebesar Rp3.803 triliun selama lebih dari 10 tahun untuk mengembangkan industri mobil listrik. Analisis Center for Strategic and International Studies (CSIS) di AS menemukan bahwa skala dukungan pemerintah mewakili 18,8% dari total penjualan mobil listrik antara tahun 2009 dan 2023.

Ketua Bisnis dan Ekonomi China di CSIS, Scott Kennedy, menyatakan bahwa rasio pengeluaran terhadap penjualan kendaraan listrik telah menurun dari lebih dari 40% sebelum tahun 2017 menjadi sedikit di atas 11% pada tahun 2023. Temuan ini muncul ketika Uni Eropa (UE) merencanakan tarif impor mobil listrik China atas penggunaan subsidi dalam produksinya. AS juga telah mengumumkan kenaikan bea masuk hingga 100% untuk impor kendaraan listrik China.

China memberikan dukungan pemerintah yang menguntungkan produsen mobil dalam negeri dan mengurangi pasar mobil bertenaga bahan bakar fosil. Namun, AS belum menciptakan kondisi sebaik China dalam mengembangkan industri mobil listriknya sendiri. Analis Bank of America menyarankan produsen mobil besar AS untuk fokus pada sumber daya mereka di luar China karena persaingan yang tinggi.

Startup mobil listrik China, Nio, memperkirakan bahwa sekitar 10 produsen mobil akan tersingkir dari pasar China. AS telah meningkatkan usahanya untuk mendukung mobil listrik dengan UU Pengurangan Inflasi yang mengalokasikan US$370 miliar untuk teknologi ramah lingkungan. Undang-Undang ini memberikan kredit US$7.500 untuk pembelian mobil listrik yang memenuhi syarat. Ini berbanding dengan dukungan China sebesar US$4.600 per pembelian mobil listrik pada tahun 2023.