Belanda, India, dan China Menjadi Raja Ekspor Jamu Herbal Dunia kepada RI

by -112 Views

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyebut bahwa Indonesia masih kalah dalam mengekspor komoditas jamu herbal dan fitofarmaka di pasar global dibandingkan dengan India, China, dan Belanda. Padahal, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang mengatakan bahwa India, China, dan Belanda menduduki peringkat tinggi dalam pengeksporan jamu herbal dan fitofarmaka. Fitofarmaka merupakan obat tradisional dari bahan alami yang telah terstandar dan memenuhi kriteria ilmiah.

Budiono menyatakan bahwa fitofarmaka memiliki potensi besar untuk menjadi produk farmasi utama Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah. Pengembangan fitofarmaka juga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kemandirian obat untuk mendukung kesehatan dalam negeri.

Dalam penindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Kemenko PMK telah membentuk satuan tugas percepatan pengembangan dan pemanfaatan fitofarmaka. Regulasi yang jelas dan riset yang terintegrasi menjadi faktor penting dalam memajukan industri fitofarmaka.

Budiono menekankan pentingnya kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan fitofarmaka, mulai dari pengembangan infrastruktur, sumber daya manusia, hingga regulasi yang diperlukan. Dukungan dari pemerintah, fasilitas yang memadai, serta kerjasama dengan para akademisi juga diperlukan untuk menghasilkan produk fitofarmaka berkualitas.