Sebuah rudal hipersonik yang diduga diluncurkan oleh Korea Utara (Korut) meledak dalam penerbangan pada hari Rabu (26/6/2024). Peristiwa ini terjadi saat hubungan Korut dengan Korea Selatan (Korsel) memanas.
Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Korut meluncurkan rudal balistik dari wilayah Pyongyang sekitar pukul 5:30. Dikatakan bahwa rudal tersebut ditembakkan ke arah perairan Timur Korut, namun peluncuran tersebut berakhir dengan kegagalan.
“Rudal tersebut meledak saat terbang di atas perairan kota pesisir timur Korut, Wonsan. Pecahan rudal tersebut tersebar di perairan, hingga 250 kilometer jauhnya dari lokasi peluncuran. Tidak ada kerusakan yang segera dilaporkan,” kata Kepala Staf Gabungan Korsel dikutip Associated Press.
Kepala Staf Gabungan menduga senjata tersebut adalah rudal hipersonik berbahan bakar padat. Saat peluncuran, rudal mengeluarkan lebih banyak asap dibandingkan peluncuran normal karena kemungkinan kerusakan mesin.
Dengan adanya hal ini, Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) melontarkan kecamannya kepada Korut. Mereka juga menegaskan akan terus membantu menciptakan keamanan bagi Korsel dan Jepang.
“Komitmen AS terhadap pertahanan Korsel dan Jepang tetap kuat,” tegasnya.
Sejak tahun 2021, Korut telah melakukan serangkaian uji coba rudal hipersonik dalam upaya untuk menembus perisai pertahanan rudal pesaingnya. Namun para ahli asing mempertanyakan rudal kendaraan hipersonik Korut telah membuktikan kecepatan dan kemampuan manuver yang mereka inginkan selama uji penerbangan.
Peluncuran yang dilakukan Pyongyang ini juga terjadi saat muncul ketegangan antara dua Korea. Akhir-akhir ini, keduanya terlibat kampanye psikologis bergaya Perang Dingin seperti penerbangan balon dan siaran pengeras suara.
Seoul mengatakan Korut menerbangkan balon-balon besar yang membawa sampah melintasi perbatasan untuk hari kedua berturut-turut. Media Korsel melaporkan pada hari Rabu bahwa sekitar 100 balon Korut yang berisi kantong kertas bekas akhirnya jatuh di wilayah Negeri Ginseng.
Langkah ini dilakukan Pyongyang sebagai balasan atas aksi aktivis Korsel yang menerbangkan selebaran politik melalui balon mereka sendiri. Terkadang balon tersebut mengandung USB yang berisi film-film drama Korsel.
Selain itu, tembakan Korut ini juga terjadi setelah kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt, tiba di Korsel pada Sabtu lalu. Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pun berkesempatan menaiki kapal itu pada Selasa, menjadi presiden Seoul pertama yang menaiki kapal induk AS sejak tahun 1994.
Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara, Kim Kang Il, pada hari Senin menyebut pengerahan kapal induk AS ini sebagai langkah yang sembrono dan berbahaya. Pyongyang juga sebelumnya telah mengadakan peluncuran rudal pasca latihan besar-besaran antara AS dan Korsel.