Xi Jinping Memulai Perang Balas Dendam Melawan Eropa

by -76 Views

China tampaknya akan segera membalas dendam terhadap Eropa. Ini setelah kawasan tersebut memberlakukan tarif terhadap impor kendaraan listrik dari China, yang memicu perang dagang antara keduanya.

Pemerintah Xi Jinping resmi meluncurkan langkah baru dalam penyelidikan anti-dumping terhadap impor minuman keras brendi dari Eropa. Kementerian Perdagangan (Kemendag) China mengatakan akan mengadakan sidang pada tanggal 18 Juli untuk membahas klaim produsen brendi Eropa menjual produk ke China dengan harga di bawah harga pasar.

Perusahaan brendi Eropa yang terlibat antara lain, Martell, Societe Jas Hennessy & Co., Remy Martin dan pemangku kepentingan lainnya.

Kamis, juru bicara Kemendag China menekankan pada konferensi pers bahwa Brussels dan Beijing harus tetap berada di meja perundingan sebelum blok tersebut mengonfirmasi tarif hingga 37,6% pada kendaraan listrik buatan China. Prospek pembalasan tetap ada dengan merujuk pada penyelidikan lain terhadap impor daging babi UE.

Sebelumnya China telah berulang kali meminta UE untuk membatalkan tarif kendaraan listriknya, dengan menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi. Beijing mengatakan tidak ingin terlibat dalam perang tarif lainnya, tetapi akan mengambil semua langkah untuk melindungi perusahaan-perusahaan dari negaranya.

Ada jeda waktu empat bulan di mana tarif kendaraan listrik bersifat sementara. Pembicaraan intensif diperkirakan akan terus berlanjut antara kedua belah pihak karena Beijing mengancam akan melakukan pembalasan yang luas.

Sementara itu, China kini sedang melakukan penyelidikan kedua terhadap pengiriman daging babi dari blok yang beranggotakan 27 negara tersebut. Surat kabar Global Times yang didukung pemerintah juga telah melaporkan bahwa para pejabat juga mempertimbangkan untuk membuka penyelidikan antisubsidi terhadap impor susu Eropa dan mengenakan tarif pada mobil bensin bermesin besar yang diproduksi di Eropa.

Analis mengatakan China menunjuk barang-barang itu, karena terkait Prancis dan Spanyol, salah satu pendukung terkuat pembatasan Uni Eropa. Harapannya keduanya bergabung dengan negara-negara seperti Jerman, yang menolak tarif impor mobil listrik China, mengingat produsen mobilnya menghasilkan sepertiga dari penjualan mereka tahun lalu di China dan dilaporkan ingin melobi Komisi untuk menghentikan tarif.