Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Utara 2024 berpotensi hanya akan diikuti dua bakal calon gubernur, yaitu petahana Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Sejauh ini belum ada partai yang secara resmi mendukung Edy. Di sisi lain, satu demi satu partai secara resmi sudah menyampaikan dukungannya kepada Bobby. Tercatat ada lima partai yang sudah resmi mengusung Bobby, yakni Partai Golongan Karya, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Nasional Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Jika ditotal, Bobby sudah mengantongi 56 kursi dari 100 kursi di DPRD Sumut.
Dua partai lagi disebut akan mendukung Bobby, yakni Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan. Sempat ada isu Partai Keadilan Sejahtera akan mengusung Bobby, tapi kemudian dibantah. Itu artinya, tinggal empat partai yang berpotensi kuat tersisa, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PKS, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Persatuan Indonesia.
Lantas, bagaimana peluang Edy dalam pilgub mendatang? “Melihat komposisi itu, peluang Edy Rahmayadi untuk maju masih terbuka lebar. Khususnya, selama PDIP ingin jadi antitesa Bobby, selama itu pula Edy bisa maju,” ujar Musfi Romdoni selaku analis sosio-politik Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/7/2024).
Untuk Pilgub Sumut 2024, dibutuhkan 20 kursi DPRD untuk mengusung pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur. PDIP yang memiliki 21 kursi sudah cukup untuk mengusung Edy. Selain PDIP, lanjut Musfi, masih ada lima partai lain yang berpotensi dirangkul, meskipun Demokrat dan PPP disebut akan mengusung Bobby. Dalam dua bulan ke depan, poros Edy masih memungkinkan untuk menghimpun kekuatan besar.
Kemudian, mungkinkah PDIP mendukung Bobby dalam pilgub mendatang? Dengan situasi psikologi PDIP, Musfi menilai rasanya sulit bagi PDIP ikut mendukung Bobby. Bobby telah meninggalkan PDIP.
Sejauh ini, menurut dia, Pilgub Sumut 2024 berpotensi kuat head to head Bobby versus Edy. Berat untuk terjadinya tiga poros paslon. “Saat ini yang ‘berani’ melawan Bobby baru Edy. Koalisi partai juga terpusat pada poros pro Bobby vs kontra Bobby. Yang terpenting, kalau tiga poros Edy yang akan dirugikan. Poros ketiga biasanya adalah pemecah suara. Saat ini, poros ketiga lebih berpotensi memecah suara Edy daripada Bobby,” ujar Musfi.
“Artinya, untuk meningkatkan potensi kemenangan, Edy pasti berupaya untuk merangkul partai di gerbongnya. Edy lebih diuntungkan apabila hanya dua poros,” lanjutnya. (miq/miq)