Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Israel dan Lebanon pecah, hal itu setelah Militer Israel mengklaim telah menyerang lokasi Hizbullah jauh di dalam wilayah Lebanon pada awal pekan ini (9/7/2024) waktu setempat.
Serangan itu berbeda dari yang biasanya sebatas di bagian selatan kawasan.
Dalam sebuah unggahan di Telegram pada Rabu (10/7/2024), pasukan Presiden Benjamin Netanyahu itu mengeluarkan pernyataan telah menyerang salah satu sistem pertahanan udara kelompok bersenjata Lebanon di dekat desa Janta, yang terletak sekitar 79 km (49 mil) dari Beirut.
“Dalam serangan paralel semalam, angkatan udara Israel menyerang lokasi pertahanan udara Hizbullah di kota selatan Baraachit dan depot senjata di daerah Kfar Kila,” dilansir Al Jazeera, sebagaimana dikutip Sabtu (13/7/2024)
Al Jazeera juga melaporkan bahwa serangan artileri, pesawat nirawak, dan rudal Israel juga menghantam wilayah Yaroun, Haddatha, Hula, Toulin, dan al-Nabi Shayth di Lembah Bekaa.
Serangkaian serangan itu terjadi sehari setelah Israel dan Hizbullah saling tembak di Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.
Israel pertama kali melakukan serangan udara yang menargetkan kendaraan Hizbullah di dekat perbatasan Suriah-Lebanon pada Selasa. Menurut pemantau perang Suriah, serangan ini menewaskan sedikitnya dua orang.
Seorang pejabat Hizbullah, yang berbicara kepada kantor berita The Associated Press dengan syarat anonim, mengatakan salah satu korban adalah mantan pengawal pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah. Hizbullah kemudian menamainya sebagai Yasser Nimr Qarnabsh.
Sebagai balasan, Hizbullah menembakkan roket ke pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan, menewaskan dua orang, menurut polisi Israel. Layanan penyelamatan Israel mengatakan korban adalah warga sipil.
“Ketakutannya adalah akan terjadi eskalasi,” kata laporan Al Jazeera. “Hizbullah telah sangat jelas menyatakan bahwa front ini mendukung warga Palestina di Gaza” dan tidak akan berhenti “menargetkan militer Israel selama tidak ada gencatan senjata”.
Ketegangan meningkat antara Israel dan Hizbullah karena perang terus berlanjut. Baku tembak di perbatasan Lebanon-Israel juga menjadi lebih sering dan intens dalam beberapa minggu terakhir.
Hizbullah sering mengatakan bahwa serangannya terhadap Israel utara akan berhenti setelah Israel mengakhiri perangnya di Gaza.
Setidaknya 543 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan sejak Oktober, sementara serangan dari Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya di Lebanon telah menewaskan sedikitnya 21 orang di Israel.
Puluhan ribu warga sipil Israel dan Lebanon telah dievakuasi dari kota-kota perbatasan di kedua sisi karena permusuhan.