Jakarta, CNBC Indonesia – Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) mengungkap fakta baru terkait penembakan yang menimpa Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania pada tanggal 13 Juli. FBI menyebut bahwa tindakan tersebut kemungkinan merupakan tindakan terorisme.
“Asisten direktur divisi kontraterorisme FBI, Robert Wells, mengatakan kepada wartawan bahwa kami sedang menyelidiki ini sebagai upaya pembunuhan,” dikutip dari AFP pada Senin (15/7/2024).
“Namun juga dimungkinkan sebagai tindakan terorisme dalam negeri,” tambahnya.
Definisi terorisme domestik di AS diatur dalam UU Patriot AS. Ini merupakan tindakan yang membahayakan kehidupan dan ditujukan untuk mengintimidasi atau memaksa penduduk sipil, untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dengan cara intimidasi atau paksaan, atau memengaruhi tindakan pemerintah dengan melakukan aksi penghancuran massal, pembunuhan, atau penculikan.
Di AS, ada peraturan federal yang merumuskan terorisme domestik, namun tidak ada ancaman hukuman yang spesifik. Orang Amerika yang disangka sebagai teroris domestik akan didakwa melanggar undang-undang penyebaran kebencian, pelanggaran senjata api, dan penyusunan komplot jahat.
Meskipun demikian, FBI juga menyatakan bahwa mereka belum mengidentifikasi ideologi pelaku penembakan. Mereka juga menyebutkan bahwa pelaku tampaknya beraksi sendirian.
Sementara itu, FBI juga mengungkap asal senjata yang digunakan dalam percobaan pembunuhan tersebut. Senjata yang digunakan adalah “senapan AR-style 556” yang dibeli secara legal.
Sebelumnya, FBI telah mengidentifikasi pelaku penembakan Trump sebagai Thomas Matthew Crooks, yang berusia 20 tahun dan tinggal sekitar 35 mil dari lokasi penembakan.
Crooks sendiri langsung dilumpuhkan dan tewas oleh Secret Service setelah melakukan aksinya. Satu orang pengunjung kampanye Trump tewas dan dua orang lainnya terluka.
Referensi: https://cnbcindonesia.com/news/20240714132638-8-554419/video-trump-buka-suara-usai-insiden-penembakan-di-pennsylvania
(sef/sef)
