Ancaman perang baru muncul di jazirah Arab. Bahkan kemungkinan munculnya perang Yom Kippur jilid II kini sebut-sebut. Mengutip Middle East Monitor (MEMO), Kamis (17/10/2024, hal ini disuarakan media Israel beberapa hari terakhir. Mereka menunjuk Mesir sebagai “biang keladi”.
Mesir dilaporkan telah meningkatkan kekuatan pertahanan udaranya. Tak tanggung-tanggung bantuan dari Rusia telah diterima selain produksi dalam negeri. Mengutip Middle East Monitor (MEMO), ini merujuk pernyataan Komandan Angkatan Pertahanan Udara Mesir, Mayor Jenderal Yasser El-Tawdi. Ia mengatakan pasukannya kini fokus membuat kejutan tempur.
“Pasukan fokus mencapai kejutan melalui kesiapan tempur yang tinggi,” tambahnya.
Menurut media Israel, Ibrani Nziv, pernyataan perwira senior Mesir tersebut mencerminkan tujuan strategis utama tentara Mesir. Yaitu untuk melatih pasukannya dan membawa mereka ke “kesiapan ofensif penuh untuk misi yang mungkin muncul secara tidak terduga”.
Situs tersebut juga menyatakan bahwa pernyataan Tawdi mengindikasikan persiapan untuk kejutan militer strategis yang mirip dengan perang Yom Kippur tahun 1973. Pasukan Mesir akan melakukan latihan besar, yang tiba-tiba berubah menjadi keadaan darurat dengan perintah untuk perang skala penuh.
Alasannya serangan karena Mesir dan Suriah ingin mengambil alih kembali wilayah Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan yang sebelum direbut Israel. Selain itu, ada motif balas dendam juga karena keduanya sempat kalah dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Namun keterlibatan Amerika Serikat (AS) membuat Kairo dan Damaskus kalah. Tapi kemudian negara Arab bertindak dengan embargo minyak.