Seorang analis keamanan siber Italia mengatakan pada Jumat (19/7) bahwa kegagalan teknologi global yang mengganggu operasi di berbagai sektor termasuk bandara, maskapai penerbangan, media, dan bank, bukan disebabkan oleh Microsoft.
Analis keamanan siber dan profesor di Departemen Teknik Komputer Politecnico Milan, Stefano Zanero, mengatakan kepada Reuters kejadian tersebut disebabkan oleh pembaruan pada perangkat lunak CrowdStrike yang dirilis sekitar pukul 05.30 GMT.
Dia mengatakan komputer mana pun yang tidak menerima pemadaman perangkat lunak pada malam hari atau dini hari mungkin tidak akan terpengaruh di kemudian hari.
Sejumlah industri global dilaporkan mengalami gangguan IT massal. Mulai dari bandara-bandara di seluruh dunia yang melakukan penundaan penerbangan mereka.
Bank dan lembaga keuangan lainnya mulai dari Australia hingga India dan Afrika Selatan memperingatkan klien tentang gangguan terhadap layanan mereka.
Menurut peringatan yang dikirim oleh perusahaan keamanan siber AS CrowdStrike kepada kliennya pada pukul 05.30 GMT pada hari Jumat dan ditinjau oleh Reuters, perangkat lunak “Falcon Sensor” yang digunakan secara luas menyebabkan Microsoft Windows mogok dan menampilkan layar biru, yang secara informal dikenal sebagai “Sindrom Layar Biru Kematian”.
