Angkatan Bersenjata Rusia memulai tahap ketiga latihan yang berfokus pada penggunaan senjata nuklir non-strategis atau nuklir taktis. Latihan ini melibatkan Distrik Militer Tengah dan Selatan serta personel dari Pasukan Dirgantara.
Latihan ini merupakan respons terhadap tindakan eskalasi yang terus dilakukan oleh Barat dan NATO yang makin mendekati perbatasan Rusia, sehingga mendorong Rusia untuk menjaga kesiapan tempur. Tahap-tahap sebelumnya telah dilakukan bersama Angkatan Bersenjata Belarusia.
Selama putaran latihan terbaru ini, personel militer Rusia akan melaksanakan tugas pelatihan tempur untuk mendapatkan “amunisi pelatihan khusus” bagi sistem rudal Iskander-M, mempersiapkan amunisi untuk kendaraan peluncur, dan secara rahasia berpindah ke posisi yang ditentukan untuk persiapan peluncuran elektronik, jelas Kementerian Pertahanan.
Latihan ini juga akan melibatkan personel dari unit penerbangan Pasukan Dirgantara yang akan berlatih memasang senjata penerbangan dengan unit tempur khusus dan terbang ke area patroli yang ditentukan.
Kementerian menyatakan bahwa tahap latihan saat ini difokuskan pada menjaga kesiapan personel militer dan peralatan Rusia untuk penggunaan senjata nuklir non-strategis guna melaksanakan misi tempur.
Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa latihan yang dilakukan oleh pasukan Rusia adalah “praktik normal” dan diperlukan untuk menjaga kesiapan tempur Rusia pada “tingkat yang tepat.”
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan bulan lalu bahwa Rusia berencana untuk memperbarui persenjataan nuklirnya, mengingat bahwa persenjataan tersebut merupakan penjamin utama keamanan nasional.
Pemimpin Rusia itu telah memperingatkan bahwa Rusia akan menggunakan segala cara yang tersedia untuk membela diri jika keberadaan negara terancam.
Namun, Putin berulang kali mencatat bahwa setiap konflik yang melibatkan penggunaan senjata nuklir akan memiliki konsekuensi buruk bagi umat manusia dan menekankan bahwa Rusia tidak “menggertak” dengan persenjataannya dan berharap “tidak akan pernah terjadi” pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.