409 korban tewas dan pemenang Nobel. Mau menjadi PM.

by -86 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Bangladesh mengalami krisis! Demonstrasi yang terus berlangsung sejak awal Juli yang dilakukan oleh mahasiswa dan oposisi pemerintahan membuat Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina harus melarikan diri dari istana di ibu kota Dhaka ke India.

Sebelumnya, demonstrasi luas pecah di Bangladesh sejak Juli 2024. Aksi ini dipimpin oleh mahasiswa yang memprotes kebijakan kuota pegawai negeri sipil (PNS) untuk anak-anak dari orang-orang yang berperan dalam memerdekakan negara itu dari Pakistan pada tahun 1971.

Pemberlakuan kuota terbaru mencadangkan 30% jabatan di pemerintahan untuk anak-anak dari mereka yang berjuang untuk memerdekaan Bangladesh pada tahun 1971. Sementara itu, ada jatah 10% untuk perempuan, dan 10% untuk penduduk di distrik tertentu.

Awalnya aksi demonstrasi berlangsung damai. Namun protes berubah menjadi kekerasan setelah bentrokan dengan polisi dan kelompok mahasiswa pro-pemerintah, yang menuai kritik internasional yang signifikan.

Berikut adalah perkembangan terbaru di Bangladesh:

1. 409 orang tewas.
Dalam rekapitulasi polisi dan dokter, setidaknya 109 orang tewas selama kerusuhan berdarah di Bangladesh pada hari Senin (5/8/2024) saat PM Hasina digulingkan. Total korban tewas sejak aksi mahasiswa dimulai menjadi 409 jiwa.

Salah satu korban tewas adalah seorang Warga Negara Indonesia (WNI). KBRI Dhaka mengonfirmasi bahwa WNI berinisial DU meninggal di Jashore, Bangladesh, akibat demonstrasi yang berujung kerusuhan pada Senin (5/8/2024).

2. PM kabur
Massa yang terus berdemo berhasil masuk ke Istana PM, Ganabhaban, pada Senin (4/8/2024). PM Hasina dihantui untuk mundur. Perempuan berusia 76 tahun itu meninggalkan Dhaka bersama saudara perempuannya menuju India.

Sumber tersebut mengatakan Hasina pergi terlalu cepat dan dievakuasi dengan helikopter. Militer Bangladesh akan membentuk pemerintahan sementara.

3. Oposisi bebas
Mantan PM Bangladesh, Khaleda Zia dibebaskan dari tahanan rumah setelah bertahun-tahun ditahan oleh rezim Hasina.

4. Peraih Nobel mau jadi PM
Para pemimpin mahasiswa menuntut pemenang Nobel, Muhammad Yunus, untuk memimpin pemerintahan sementara di Bangladesh.

5. Polisi mogok kerja
Asosiasi polisi utama Bangladesh mengumumkan pemogokan setelah tindakan kekuatan mematikan menggulingkan PM. Polisi mendapat banyak pandangan negatif dari masyarakat tetapi sebagian tetap loyal pada Hasina.

Artikel ini disadur dari CNBC Indonesia.

(pgr/pgr)