Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina mulai membalas serangan Rusia. Bahkan, saat ini Kyiv mulai menguasai desa-desa di wilayah yang sejatinya sudah milik Moskow sebelum perang antara kedua bekas Uni Soviet ini pecah.
Terbaru, desa-desa milik Rusia di wilayah Kursk yang terletak dalam radius 20 km dari perbatasan dengan Ukraina mulai digempur oleh pasukan Kyiv. Ukraina bahkan telah menguasai wilayah Sudzha dan Korenovo, yang terletak 8 km dari perbatasan.
Tidak lama setelah itu, agensi berita milik negara Rusia, RIA Novosti dan TASS, juga melaporkan bahwa kebakaran terjadi di sebuah lapangan terbang militer di luar kota Lipetsk, yang berpenduduk sekitar setengah juta orang. Lipetsk terletak sekitar 460 kilometer di selatan Moskow dan sekitar 300 kilometer dari perbatasan timur Ukraina, digunakan sebagai pangkalan militer angkatan udara Moskow dalam melakukan serangan ke wilayah Ukraina Timur.
“Empat desa sedang dievakuasi setelah keadaan darurat lokal dinyatakan di distrik kotamadya Lipetsk. Gubernur Regional Igor Artamonov menyebut bahwa Lipetsk mengalami serangan besar dari pesawat tak berawak (UAV) yang akhirnya melukai 6 orang,” muat AFP, dikutip Jumat (9/8/2024).
“Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukannya terus menghilangkan penyerang Ukraina di distrik Sudzha dan Korenevo, dan bahwa mereka menargetkan para penyerang dengan pasukan darat, artileri, serangan udara, dan rudal,” tambahnya.
Sementara itu, jenderal komandan pasukan khusus Akhmat Chechnya, Apti Alaudinov, mengakui kerugian di militer Rusia setelah serangan mendadak Ukraina. Akhmat Checnya sendiri membela Rusia dalam perangnya dengan Ukraina.
“Situasinya tidak dapat diubah, tidak ada yang supranatural yang terjadi … Ya, orang-orang kami telah meninggal, itu fakta. Musuh telah memasuki beberapa pemukiman,” kata Alaudinov dalam pesan video di saluran Telegram-nya.
Di sisi lain, Ukraina telah mengakui melakukan serangan serta invasi ini. Mereka juga mengaku membombardir pangkalan Lipetsk yang juga menjadi tempat penyimpanan bahan peledak.
“Tadi malam, Pasukan Pertahanan Ukraina menyerang lapangan udara Lipetsk. Kami telah menyerang gudang yang berisi bom udara berpemandu dan sejumlah fasilitas lainnya. Kebakaran terjadi dengan beberapa ledakan,” ujar Kantor Staf Umum Ukraina dalam sebuah posting di Telegram.
Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak juga menyatakan bahwa ada ‘penyebab utama dari setiap eskalasi’, termasuk di Kursk. Ini adalah ‘agresi tak terbantahkan’ dari pihak Rusia yang percaya dapat menyerang Ukraina tanpa impunitas.
“Perang adalah perang, dengan aturan-aturannya sendiri, di mana agresor akan menuai hasil yang setimpal,” kata Podolyak, dilansir The Guardian.
Perlu diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah marah atas serangan Ukraina ini. Kepala Staf Militer Valery Gerasimov bahkan menyebut kemajuan telah dihentikan dan operasi Ukraina di Kursk akan diselesaikan hingga “mencapai perbatasan negara Rusia”.
Wilayah Kursk dan Belgorod, yang berbatasan dengan Ukraina, lazim menjadi arena serangan Kyiv. Namun kali ini serangan pasukan Ukraina benar-benar serius, menggunakan kombinasi infanteri, kendaraan lapis baja, drone, perang elektronik, dan pertahanan udara.
Para ahli umumnya skeptis terhadap nilai penyerangan Ukraina ke Rusia. Pasalnya, ini terjadi pada saat Kyiv berada di bawah tekanan garis depan yang semakin besar di Donbas tengah.
Seorang ahli Ukraina dan peneliti di King’s College London, Jade McGlynn, mengatakan secara militer, serangan Ukraina membingungkan. Namun sebagai perang psikologis, hal ini sangat berhasil.
“Sebagai strategi militer, saya masih agak bingung, tetapi sebagai strategi politik, ini sangat sukses. Ini menunjukkan sekali lagi bahwa ‘garis merah’ Putin hanya kata-kata dan bahwa Rusia tidak sekuat yang dibayangkan beberapa orang,” ungkapnya.