Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dihadapkan dengan ancaman gempa bumi dahsyat atau megathrust. Pengungkapan mengenai ancaman megathrust tersebut juga menjadi sorotan oleh media asing.
Channel News Asia turut melaporkan mengenai ancaman itu dalam sebuah artikel yang berjudul ‘Just a matter of time’ megathrust earthquake hits Indonesia, as government agency urges mitigation efforts (Gempa Bumi megathrust Indonesia hanya masalah waktu, badan pemerintah desak upaya mitigasi).
Laporan tersebut menyoroti peringatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). BMKG menjelaskan perlunya pemerintah untuk serius dalam upaya mitigasi bencana karena risiko terjadinya gempa bumi dahsyat dari dua lempeng tektonik.
Salah satunya adalah dengan membatasi pembangunan di pesisir pantai. Kesiapan bangunan di wilayah tersebut juga perlu ditingkatkan.
“Pembangunan di pesisir pantai harus dibatasi, tidak boleh ada bangunan yang dibangun. Jika tetap dibangun, bangunan tersebut harus memenuhi syarat bisa menahan guncangan skala 8,5 SR,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, seperti dikutip pada Jumat (23/8/2024).
Belum lama ini, Jepang juga telah mengalami gempa besar dengan skala 7,1 SR. Merujuk pada kejadian tersebut, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa Indonesia juga tinggal menunggu waktu untuk mengalami gempa bumi besar.
Daryono menyoroti dua zona yang menjadi fokus perhatian, yaitu Selat Sunda dan segmen Mentawai-Siberut.
“Selat Sunda memiliki celah seismik selama 267 tahun dan Mentawai-Siberut selama 227 tahun, sementara segmen lainnya sudah pernah mengalami gempa Bumi. Tugas saya adalah untuk mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan,” ungkap Daryono.
Indonesia memiliki potensi yang besar, karena wilayahnya berada di persimpangan lempeng tektonik utama dunia dan beberapa lempeng lain yang lebih kecil.
Berdasarkan laporan BMKG yang dirilis pada tahun 2017, terdapat 13 zona megathrust yang berpotensi memicu gempa besar dengan kekuatan lebih dari 8 SR dan tsunami.
(dce)