Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Prabowo Subianto akan segera dilantik pada bulan Oktober mendatang. Para pengusaha meminta Prabowo dapat mewujudkan susunan menteri yang pas, terutama di posisi sentral ekonomi seperti Menteri Keuangan.
“Harapan kami adalah kepada seorang profesional yang mumpuni seperti Bu Sri (Menkeu-Sri Mulyani) yang profesional, sehingga tidak ada bayang-bayang politis, jika terlalu dipengaruhi politik maka akan merepotkan,” kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman kepada CNBC Indonesia, Rabu (21/8/2024).
Ini berarti bahwa jika Sri Mulyani tidak melanjutkan jabatannya sebagai Menkeu di era Prabowo, maka pelaku usaha berharap penggantinya memiliki kemampuan yang sepadan atau bahkan lebih baik. Pasalnya, Menteri Keuangan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelaku pasar dan investor.
“Menteri Keuangan memiliki posisi yang sentral, harus dipercaya oleh pelaku usaha dan dunia internasional, sebagai jaminan bagi negara-negara lain. Jika sifatnya hanya sebagai balas jasa seperti seorang juru kampanye, maka itu tidaklah baik,” ujar Nurjaman.
Perbedaan pengalaman dan latar belakang antara seorang menteri yang profesional dan politisi sangat terasa bagi dunia usaha, oleh karena itu dalam hal-hal penting seperti ekonomi, sebaiknya lebih didahulukan yang bersifat profesional.
“Di bidang ekonomi, saya berharap bahwa sifatnya bersifat makro dan diperlukan oleh semua pihak tanpa adanya campur tangan politisi, agar tidak terjadi kepentingan yang tidak seharusnya. Jika terdapat campur tangan politisi, pembicaraannya akan lebih berorientasi pada kepentingan, bukan kebijakan yang substansial,” ujar Nurjaman.
Oleh karena itu, pemilihan para pembantu presiden atau menteri sangat penting bagi dunia usaha.
“Saya berharap bahwa pemerintahan yang akan datang dapat mengubah skema ini. Meskipun pemerintahan sekarang tidak memiliki banyak harapan, karena hanya tinggal dua bulan lagi hingga berakhirnya pemerintahan Jokowi. Tapi paling tidak, pemerintah yang akan datang di bawah kendali Prabowo yang tegas dapat bergerak, tergantung kepada siapa pembantunya yang akan mengelola ini. Jika salah dalam pemilihan, maka menyimpan pembantunya akan menjadi masalah,” kata Nurjaman.
(hsy/hsy)