Militer Israel melakukan penyerbuan dan serangan udara di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki pada Rabu dini hari waktu setempat. Setidaknya 10 warga Palestina tewas dalam serangan yang menurut Israel “paling ekspansif” dalam beberapa tahun terakhir.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi telah meluncurkan operasi kontrateror besar-besaran semalaman dengan Badan Keamanan Israel (ISA) di wilayah Jenin dan Tulkarem di utara Tepi Barat. Operasi gabungan Israel itu melibatkan pesawat nirawak dan buldoser, pasukan militer dan keamanan, empat batalyon Polisi Perbatasan Israel, serta satu unit pasukan rahasia elit.
“Video yang diperoleh CNN menunjukkan buldoser menghancurkan jalan di daerah pemukiman Tulkarem, dan juga bergerak dalam konvoi melalui Jenin,” muat laman itu.
“Rekaman tambahan yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai serangan terhadap ruang operasi militan di Nur Shams, sebuah kamp pengungsi dekat Tulkarem,” tambahnya.
Menurut Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz operasi itu memang dilakukan untuk “menggagalkan infrastruktur teroris Islam-Iran”. Ia mengklaim bahwa Iran sedang berupaya membangun “front timur” melawan Israel.
“Kita harus menghadapi ancaman itu ‘sebagaimana kita menghadapi infrastruktur teroris di Gaza’, termasuk evakuasi sementara penduduk Palestina dan langkah-langkah apa pun yang diperlukan,” tulisnya di media sosial menyinggung potensi penghancuran Tepi Barat seperti “Gaza Jilid II”.
“Ini adalah perang untuk semua syarat dan tujuan dan kita harus memenangkannya,” klaimnya lagi.
Hal sama juga dikatakan Juru bicara internasional IDF, Letkol. Nadav Shoshani, mencoba membenarkan tindakan mereka di Tepi Barat. Ia mengatakan Israel telah mengidentifikasi “strategi sistematis di Iran” untuk menyelundupkan senjata dan bahan peledak ke Tepi Barat.
“Khususnya, tentang Jenin dan Tulkarm, kami telah melihat lebih dari 150 serangan penembakan dan peledakan yang berasal dari daerah-daerah ini saja selama setahun terakhir,” ujar Shoshani.
Sementara itu, organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah mengatakan pasukan Israel tak hanya menewaskan 10 orang di Tepi Barat. Serangannya juga melukai 22 orang lain.
“Ambulans diserang Israel dan salah satu staf kami terkena tembakan,” kata Kepala Tepi Barat Bulan Sabit Merah, Younes al-Khatib, dikutip AFP.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, PBB juga membenarkan. Bagaimana serangan Israel terjadi di dekat empat rumah sakit dan memengaruhi pergerakan tim medis.
Presiden Palestina Mahmud Abbas sendiri mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi. Laman berita Palestina mengatakan, ia pulang ke rumah untuk “menindaklanjuti perkembangan terbaru”.
Kekerasan terbaru yang dilakukan Israel terjadi saat kemarin 12 orang kembali tewas di Gaza karena gempuran negara itu. Setidaknya 40.000 warga Gaza kini telah tewas sejak perang Israel di sana berkecambuk dari Oktober 2024.
Meski PBB dan sejumlah komunitas internasional mengupayakan gencatan senjata, Israel tetap tak berkutik. Kemarin, Yordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat dan Israel di sebelah timur, menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan “radikalisme pemerintah Israel ini”.
“Ekspansi perang Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat merupakan eskalasi berbahaya yang harus dihentikan,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi pada X.