Pemerintah Jepang berusaha meningkatkan jumlah pernikahan di luar kota besar dengan gagal total. Salah satu gagasannya adalah meminta wanita Tokyo menikahi pria di daerah pedesaan, dengan memberikan uang hingga tiket kereta api untuk ke tempat kencan. Uang yang diberikan mencapai 600 ribu yen (sekitar Rp 63,7 juta) agar wanita dapat menikah dan menetap di luar Tokyo untuk mengurangi kesenjangan gender di desa.
Upaya tersebut muncul karena banyak pedesaan mengalami krisis depopulasi, bahkan beberapa kota kecil hampir tidak memiliki anak-anak. Namun, upaya tersebut dibatalkan dan Menteri revitalisasi global, Hanako Jimi meminta pejabat meninjau rencana tersebut. Gagasan ini dikritik oleh masyarakat Jepang yang menumpahkan frustasi mereka melalui media sosial.
Salah satu pengguna menyebut rencana tersebut menyiratkan bahwa wanita hanya dianggap berharga jika melahirkan. Kritikus melihat rencana pemerintah Jepang sebagai hal yang biasa dalam negara yang didominasi oleh pria.