Erdogan Membawa Turki Bergabung dengan Aliansi Rusia-China: Apakah Ini Akan Membuat Pecahnya Hubungan dengan AS dan NATO?

by -70 Views

Turki akan menjadi anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama yang meminta keanggotaan BRICS, blok ekonomi yang dipelopori oleh Rusia dan China. Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Bloomberg, sebagaimana dikutip kembali oleh Newsweek, Selasa (3/9/2024), mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan percaya bahwa “pusat gravitasi geopolitik” telah bergerak menjauh dari ekonomi paling maju.

Ankara disebut telah mengajukan permohonan beberapa bulan lalu. Ini terjadi di tengah frustrasi atas upaya yang terhenti untuk bergabung dengan Uni Eropa, yang keanggotaannya telah dicari selama beberapa dekade. Seorang mantan diplomat Turki mengatakan bahwa langkah itu telah didorong oleh “frustrasi yang menumpuk” di Ankara dengan Barat dan Uni Eropa.

Aliansi ini dinamai berdasarkan akronim dari para anggotanya, Brasil, Rusia, India dan China dan Afrika Selatan. Keanggotaan pun bertambah, termasuk negara-negara yang tidak terdaftar dalam akronim, seperti Uni Emirat Arab (UEA), Ethiopia dan Mesir. Blok ini dianggap sebagai alternatif di panggung global untuk kelompok G7 yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

“Pertanyaannya tetap apakah Anda benar-benar dapat melakukan keduanya pada saat yang sama,” kata Sinan Ülgen, kepala lembaga think tank EDAM yang berbasis di Istanbul. Adapun dorongan diplomatik oleh Turki untuk bergabung dengan BRICS terjadi di tengah keretakan dengan anggota NATO yang sebagian disebabkan oleh hubungan dekat Ankara dengan Rusia, meskipun ada invasi skala penuh Putin ke Ukraina. Ülgen mengatakan karena tidak ada komponen keamanan untuk BRICS, bergabung dengan blok tidak akan memengaruhi peran Turki dalam aliansi.

Pada Juni, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menjadi pejabat Turki tingkat tertinggi yang mengunjungi China sejak 2012. Ia mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari China Wang Yi, serta pejabat lainnya. Para pejabat Turki telah menghadiri KTT BRICS sebelumnya. Pada Juni, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow menyambut baik prospek Ankara secara resmi bergabung dan bahwa keanggotaannya akan dibahas pada pertemuan puncak berikutnya blok di kota Kazan Rusia antara 22 dan 24 Oktober.