Luhut: Indonesia Siap Menggunakan BBM Low Sulfur Baru untuk Mengurangi Subsidi BPJS

by -11 Views

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berbicara tentang Indonesia yang akan memiliki Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru dengan spesifikasi sulfur rendah atau low sulfur.

Nantinya, penggunaan BBM rendah sulfur ini dapat mengurangi tingkat polusi udara di Indonesia. Sehingga dapat menurunkan subsidi BPJS yang saat ini mencapai puluhan triliun.

Luhut menegaskan bahwa rencana penggunaan BBM low sulfur ini sedang dalam proses. “Sekarang sedang dalam proses mungkin hanya sementara waktu saja — karena low sulfur ini merupakan kewajiban pemerintah untuk mengurangi penggunaan BBM,” kata Luhut setelah acara Temu Bisnis Aksi Afirmasi P3DN Tahap VIII Tahun 2024 dengan tema “Membangun Ekosistem Ekonomi Digital untuk Produk Lokal” di ICE BSD, Selasa (17/9/2024).

Dengan mengurangi penggunaan Bensin dan menggantinya dengan BBM low sulfur, kata Luhut, maka indeks polusi di Indonesia bisa turun hingga 50-60. “Jadi dari sekarang rata-rata 160 mungkin bisa di bawah 100,” katanya.

Tidak hanya itu, Luhut memperkirakan, penggunaan BBM Low sulfur ini juga dapat mengurangi subsidi BPJS yang nilainya dapat mencapai Rp 20 – Rp 30 triliun.

Sebelumnya, pemerintah berencana untuk mengeluarkan BBM rendah sulfur ini pada bulan Oktober 2024. BBM rendah sulfur ini berjenis Solar dan akan mulai dipasarkan di SPBU wilayah Jakarta.

Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan telah memulai produksi bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan sulfur rendah yang memenuhi standar Euro 5 di kilang Balongan. Produksi dari kilang tersebut mencapai 25 ribu barel per hari.

Awalnya, Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan berdasarkan proyeksi kebutuhan energi pada tahun 2030, konsumsi BBM di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 1,4 juta barel per hari.

Sehingga strategi yang akan dilakukan perusahaan adalah fokus pada pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR).

“Untuk itu kita sudah melakukannya, terutama dari sisi BBM, yang pertama adalah penyelesaian RDMP Balongan melalui revamping, dengan tambahan 25 ribu barel per hari dan kualitas Euro 5 untuk diesel, dengan kandungan sulfur sebesar 10 ppm,” kata Taufik dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (2/9/2024).

Setidaknya, proyek RDMP Balongan telah meningkatkan kapasitas pengolahan minyak sebesar 25.000 barel per hari (bph) menjadi 150.000 bph dari sebelumnya 125.000 bph.

“Kemudian kapasitas kilang yang telah kami selesaikan, adalah dari Balongan tentu, kami telah menambah 25 ribu barel per hari pada tahun 2022. Ini merupakan tambahan yang berarti tingkat keberlanjutan energi kita terhadap penyediaan BBM,” kata Taufik.

Selain Balongan, Taufik juga menyebut bahwa pihaknya akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak di proyek RDMP Balikpapan dari yang sebelumnya 260 ribu barel per hari (bph) menjadi 360 ribu bph.

(pgr/pgr)