Pelabuhan Dumai Melakukan Latihan Gabungan untuk Mengatasi Kondisi Darurat

by -248 Views

Nusaperdana.com, Dumai – Suara nyaring alarm pertanda bahaya terdengar keras di dermaga #3 Pelabuhan Dumai. Dalam sekejap, pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bergerak untuk melakukan koordinasi. Inilah simulasi kegiatan Latihan gabungan keadaan darurat operasi migas di fasilitas pelabuhan WK Rokan, yang dilaksanakan bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Dumai, Polres Dumai, Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Dumai, Polairud Dumai, SKK Migas dan lintas fungsi di PHR, Rabu (18/9/2024).

Latihan gabungan ini merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memastikan kesiapsiagaan dan respon yang cepat, tepat, andal dan terukur. Dengan demikian setiap fungsi saling memahami prosedur dan tata cara penggunaanya dalam mengahadapi kondisi kedaruratan. Latihan ini juga bertujuan membentuk personel yang terlatih, siap dalam penyediaan peralatan dan logistik yang diperlukan saat darurat seperti kebakaran, demo/sabotase, penanggulangan tumpahan minyak, evakuasi medis dan lain-lain. Dalam latihan ini, PHR juga melibatkan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia – Kota Dumai, BEM Kota Dumai dan kelurahan Buluh Kasap.

Latihan gabungan keadaan darurat ini merupakan komitmen PHR dalam Pemenuhan PP No 31/2021 Pasal 212.2.a tentang ISPS Code dan PM Perhubungan No 58/2013 Pasal 9.2 tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak di perairan. ISPS Code ini mengatur operasi maritim guna memastikan keamanan pelabuhan, kargo, kapal, dan awak kapal. ISPS Code merupakan standar internasional yang diterapkan pada Pelabuhan-pelabuhan dan kapal, yang memungkinkan mereka untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mencegah kejadian yang dapat mengancam keamanan maritim.

“Kami berkomitmen untuk selalu sigap menghadapi berbagai situasi darurat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat dalam operasi di WK Rokan. Latihan gabungan ini adalah bagian dari upaya PHR berkolaborasi dengan seluruh pihak yang mendukung, untuk terus meningkatkan kemampuan respon dan koordinasi dalam menghadapi ancaman nyata,” ujar Manager HCT Operations PHR WK Rokan, Achmad Ubaydillah.

Dijelaskan Ubay bahwa operasi WK Rokan memiliki panduan operasional dengan prosedur yang tertata dan terus diperbaharui. “Apabila terjadi kondisi-kondisi kedaruratan, PHR memiliki prosedur-prosedur tanggap darurat, peralatan dan personel yang cakap untuk penanganan secara tepat dan andal,” jelas Ubay.

Latihan gabungan ini dibuka oleh Kepala KSOP Kelas I Dumai Capt Diaz Saputra. Dalam sambutannya Capt. Diaz mengatakan bahwa fasilitas Pelabuhan-pelabuhan yang disandari oleh kapal-kapal Internasional wajib menerapkan ISPS Code.

“Kami menyambut gembira dan apresiasi terhadap PHR yang melaksanakan latihan gabungan ini. Kegiatan ini berguna dalam menguji kesiapsiagaan personel dan peralatan dalam mengatasi ancaman gangguan, sebagai langkah antisipasi di bidang pengamanan Pelabuhan,” paparnya.

Diaz menambahkan, bahwa saat ini gangguan yang terjadi bukan hanya dalam bentuk fisik, namun juga berupa ancaman siber yang berpotensi mengganggu operasi,” tuturnya.

Dalam hal potensi gangguan siber, PHR juga telah memiliki sistem keamanan berlapis untuk mendukung operasi hulu migas di area Pelabuhan.

Pelabuhan Dumai yang dioperasikan oleh PHR merupakan fasilitas paling ujung dari rangkaian kegiatan operasi migas PHR di WK Rokan. Pelabuhan yang dioperasikan oleh PHR tersebut juga digunakan oleh KKKS lain yang beroperasi di provinsi Riau untuk menyalurkan minyak bumi ke kilang dalam negeri.

Pelabuhan PHR WK Rokan merupakan yang pertama di Indonesia yang menerima sertifikat standar keselamatan ISPS Code, dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada Desember 2004. Pelabuhan Dumai bahkan telah menerima penghargaan internasional untuk pemenuhan standar yang tinggi “Gold Medallion” saat diadakan inspeksi oleh US Coast Guard dan Direktorat Gamat (Penjagaan dan Penyelamatan) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada 2005.

TENTANG PHR WK ROKAN

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018. Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021.

Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.

Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.

Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.