Biasa Hal Ini, Mereka Sedang Mengalami Gangguan

by -4 Views

Nusaperdana.com, Pekanbaru – Juru bicara Paslon Bermarwah Misliadi mengatakan psikologi lawan sedang terganggu dan masuk dalam irama gerakan paslon bermarwah yang selalu membuat kejutan. Hal itu disampaikan anggota DPRD Riau ini saat dimintai tanggapan oleh awak media mengenai adanya pemberitaan di salah satu media yang mengatakan 16 poin komitmen Ustadz Abdul yang dititipkan kepada Paslon Bermarwah hanya wacana.

“Itu biasa, tandanya psikologi mereka sedang terganggu, setiap gerakan kejutan yang bermarwah lemparkan ke publik mereka hanya bisa bereaksi spontan berupaya mematahkan,” ungkap Misliadi saat ditemui di gedung DPRD Riau, Jumat sore.

Pria asal Bengkalis ini juga mengatakan bahwa hal yang sama terjadi saat Bermarwah menyampaikan prestasi yang sudah dilakukan ke publik tentang pembangunan jalan di Pekanbaru. “Dulu juga sama, saat tim kami mengungkap prestasi paslon Bermarwah saat menjadi PJ Gubernur, 24 ruas jalan Pekanbaru mulus hanya dalam 5 bulan, mereka mengklaim yang merencanakan, padahal murni kebijakan diskresi PJ gubernur SF Hariyanto,” lanjut Misliadi.

Saat itu ada usulan surat dari PJ Walikota Pekanbaru meminta 24 ruas jalan dibangun oleh provinsi, karena darurat dan untuk kepentingan rakyat, maka dieksekusi oleh Pak SF Hariyanto. Jadi kalau kini mereka bereaksi dengan cara yang sama, tandanya sedang terganggu dan masuk dalam irama gerakan kita,” jelas juru bicara Bermarwah ini lagi.

Lebih lanjut, Misliadi mengatakan bahwa 16 poin yang UAS titipkan kepada Paslon Bermarwah ini karena UAS ingin mengkonfirmasi kepada publik bahwa pasangan Bermarwah layak untuk didukung. “UAS ini ulama yang kita tahu sangat menjaga integritas, dari dulu ia istiqamah berdakwah sampai kepedalaman, itu dibuktikan jadwal dakwahnya tidak pernah berubah, sekalipun yang minta adalah presiden maupun raja negara tetangga, jika diluar jadwal UAS tidak akan penuhi,” jelas Misliadi.

“Sebab itu, UAS ini dicintai dan dirindukan umat kehadirannya, ia tidak gila hormat dan jabatan duniawi, UAS hanya ingin pemimpin Riau ini orang yang amanah, tidak munafik, dalam politik ia berijtihad, hasilnya jatuhlah dukungannya kepada Bermarwah,” tambah Misliadi.

Misliadi juga menekankan bahwa isi poin kesepakatan yang sudah dilaksanakan oleh salah satu paslon tidak dapat dibantah, namun perlu dikritisi. “Contohnya, Qur’an Center, hanya bangunan kosong tanpa fungsi, tempat orang berkumpul dan tidur gelandangan di malam hari,” kritik Misliadi.

“Bank Riau yang menjadi syariah, benar, tapi manajemennya masih banyak PR untuk menerapkan sepenuhnya sistem syariah, begitu juga pengelolaan Masjid Agung, citranya malah rusak karena payung yang tidak bermanfaat, terindikasi ada mark up dalam pengerjaan proyek,” lanjut Misliadi.

“Mengenai pengelolaan zakat melalui Baznaz, ada pemberian beasiswa dan sebagainya, namun tidak terlihat prestasi yang nyata, hanya rutinitas penyaluran agar tercapai target, jika semua ini dianggap sebagai prestasi dan diumumkan kepada publik, dikritisi oleh netizen dan dianggap tidak ada karya dan prestasi selama 5 tahun memimpin,” ungkap juru bicara Bermarwah ini lagi.

Misliadi juga menyampaikan testimonial dari salah satu ulama Riau, Ketua Harian Masjid Agung Annur, Dr. Zul Ikromi, bahwa Pak Abdul Wahid merupakan sosok yang luwes dalam berpikir dan visioner. Pak Wahid diharapkan dapat melanjutkan program yang baik dan membuat program baru yang lebih baik, tanpa harus memulainya dari nol.

“Pesan Ustadz Zul Ikromi ini mengajarkan bahwa mempertahankan prestasi yang sudah ada sangatlah penting, karena membuat segalanya dimulai dari nol hanya akan menghabiskan energi untuk kepentingan pribadi, bukan untuk rakyat. Waktu kepemimpinan selama lima tahun seharusnya digunakan untuk menunjukkan kemajuan bagi rakyat, bukan hanya untuk menunjukkan kehebatan kepada pejabat sebelumnya,” tutup Misliadi.