Analisis Data Pengukuran Stunting di Kecamatan Tembilahan Hasilnya

by -35 Views

Prevalensi stunting di Kecamatan Tembilahan mengalami peningkatan dari 41 kasus pada tahun 2022 menjadi 89 kasus pada tahun 2023. Namun terjadi penurunan dari 89 kasus pada tahun 2023 menjadi 87 kasus pada tahun 2024. Dari 8 Kelurahan, ada 3 kelurahan yang menunjukkan kenaikan yang konsisten dari tahun 2022 hingga tahun 2024, yaitu Kelurahan Pekan Arba, Kelurahan Tembilahan Hilir, dan Kelurahan Sungai Beringin, sedangkan kelurahan lainnya mengalami penurunan prevalensi stunting dari tahun 2023 ke 2024. Hal ini menunjukkan bahwa adanya konvergensi program/intervensi upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan prevalensi stunting di Kecamatan Tembilahan namun belum maksimal, perlunya langkah-langkah penanganan yang lebih kuat, komprehensif, dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting secara lebih signifikan di tahun-tahun mendatang. Berbagai upaya yang telah dilakukan di kecamatan Tembilahan guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi antara lain: 1. Penyuluhan, sosialisasi Asi Ekslusif, Inisiasi menyusu dini (IMD), kesehatan reproduksi, Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). 2. Pelaksanaan kelas ibu Hamil, Ibu Balita, Posyandu pelayanan 5 siklus hidup 3. Pemberian Tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri 4. Melakukan kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi dan kekurangan energi kronis (KEK) serta balita bermasalah gizi. 5. Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dengan KEK dan ballita bermasalah gizi. 6. Pendampingan Asi Ekslusif 7. Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan tempat pengolahan pangan (TPP) 8. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kuaalitas air di depot air minum 9. Melakukakan Survey kualitas air minum rumah tangga 10. Melaksanakan pelayanan kesehatan calon pengantin di KUA 11. Pembinaan Kader kesehatan remaja (KRR) di sekolah 12. Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan) di posyandu dan TK/Paud Kecamatan Tembilahan mempunyai program inovasi dalam rangka pencegahandan penanggulangan stunting yang dilaksanakan oleh 1. Puskesmas tembilahan kota : KECAP MANIS ( kelas pelayanan calon pengantin mandiri dan harmonis ), GEMAS ( Gerakan remaja sehat) 2. Puskesmas Gajah Mada yaitu Rupiah Gizi (Rumah pemulihan gizi) Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) balita di Kecamatan Tembilahan adalah sebagai berikut : 1. Tidak Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap Sebagian besar balita stunting di kecamatan Tembilahan tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu sebesar 72% (62 orang). Salah satu penyebabnya yaitu kekhawatiran orang tua terhadap efek samping imunisasi. Ketidak lengkapan imunisasi dapat menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit yang bisa mempengaruhi status gizi dan pertumbuhan. 2. Terpapar Asap Rokok Banyak balita yang terpapar asap rokok dilingkungan rumah, karena adanya perokok aktif dalam keluarga, yaitu sebesar 63,2% (55 orang). Paparan asap rokok dapat mengganggu kesehatan pernapasan dan memperburuk kondisi stunting dengan menurunkan daya tahan tubuh anak. 3. Tingkat Pendidikan orang tua balita masih rendah Tingkat Pendidikan orang tua balita masih rendah sehingga sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman mereka tetntang pentingnya nutrisi dan pola asuh yang baik untuk mencegah stunting dan juga dapat menghambat akses terhadap informasi kesehatan yang memadai, adapun tingkat Pendidikan ayah balita sebesar 47% (41 orang) dan Ibu balita sebesar 46% (40 orang) 4. Belum Mendapat MP ASI Banyak balita stunting belum mendapatkan MP-ASI yang sesuai standar sebesar 42,5% (37 orang). MP-ASI yang tidak memadai bisa menyebabkan kekurangan gizi yang berkontribusi pada…