Analisis Data Pengukuran Tinggi Badan Penduduk di Kecamatan Mandah

by -158 Views

Indragiri Hilir – Persentase stunting pada balita di Kecamatan Mandah pada tahun 2022 (1,43%), 2023 (1,46%), dan 2024 menjadi (1,07%). Ini menunjukkan bahwa program/intervensi percepatan pencegahan stunting telah berhasil menurunkan persentase stunting pada balita di Kabupaten Indragiri Hilir.

Namun, diperlukan peningkatan kerjasama dan komitmen dari semua pemangku kebijakan dan pelaksana program untuk dapat lebih kompak dalam penanganan stunting di Kecamatan Mandah.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), seperti peningkatan sosialisasi ASI Eksklusif, edukasi gizi untuk ibu hamil, pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu hamil, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA), pemberian mikronutrien, pemberian vitamin A untuk bayi balita, pemberian obat cacing, program kesehatan lingkungan, penyediaan sarana air bersih, dan sanitasi.

Faktor Determinan yang Perlu Perhatian

Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) pada balita, terutama baduta, adalah akses air bersih, sanitasi, pemberian ASI Eksklusif, dan pola hidup bersih dan sehat.

Beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam akses air bersih dan sanitasi, selain dari sisi ketersediaan jamban dan air bersih, ada beberapa daerah di mana ini merupakan perilaku yang sulit untuk diubah. Remaja putri telah mendapatkan intervensi berupa pemberian TTD baik di sekolah maupun di pondok pesantren dan Posyandu Remaja.

Namun, masih ada sebagian remaja putri yang tidak konsisten mengonsumsi TTD meskipun telah diberikan, karena kurangnya motivasi atau minat remaja putri tersebut untuk mengonsumsi TTD tersebut.

Perilaku Kunci Rumah Tangga 1.000 HPK yang Masih Bermasalah

Masih banyak masyarakat yang masih mengikuti tradisi atau budaya yang sulit untuk diubah, hal ini juga dapat mempengaruhi pola asuh anak yang salah.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bersama dengan Puskesmas juga telah melakukan monitoring dan analisis masalah yang terjadi di desa terkait Pola Asuh Balita, Pola Konsumsi Ibu Hamil, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat yang masih membutuhkan intervensi dan pembinaan. Pada tahun 2021, Ibu hamil dengan Anemia dan Kekurangan Energi Kronis telah mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan).

Dengan penanganan Kekurangan Energi Kronis dan Anemia pada Ibu hamil, menunjukkan bahwa pendampingan tersebut dapat mengurangi risiko stunting dan BBLR pada bayi yang lahir.

Kelompok Sasaran Berisiko
Kelompok yang berisiko dan perlu mendapat perhatian antara lain Remaja putri, Calon Pengantin Ibu Hamil, Bayi, dan Baduta (Usia Bawah Dua Tahun). Remaja putri perlu dibekali dengan pengetahuan sebagai calon ibu yang sehat dan berperilaku sehat, sehingga bayi yang dikandung dapat lahir dengan selamat, sehat, dan cerdas.

Bayi yang lahir tersebut berhak mendapatkan ASI eksklusif dan pemberian makanan yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya optimal dan tumbuh menjadi anak yang pintar dan cerdas di masa depan.

Pemerintah di Kecamatan Mandah mengharapkan dukungan dari berbagai sektor untuk menangani dan mencegah peningkatan kasus stunting pada balita di Kecamatan Mandah melalui konvergensi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting. Pemerintah desa diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif dalam hal ini.