Pemerintah China mengumumkan rencana untuk menambah utang guna mendongkrak ekonomi yang sedang lesu. Namun, keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor tentang besarnya paket kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah Xi Jinping.
Menteri Keuangan China, Lan Foan, menyatakan bahwa Beijing akan membantu pemerintah daerah menangani masalah utang, memberikan subsidi kepada penduduk berpendapatan rendah, mendukung pasar properti, dan mengisi kembali modal bank-bank negara.
Paket stimulus ini disusun untuk merespons perlambatan ekonomi dan tekanan deflasi yang sedang dihadapi China, terutama di sektor properti. Namun, Lan tidak merinci besaran paket kebijakan yang akan diberikan, sehingga membuat investor gelisah dan menunggu kejelasan lebih lanjut dari pertemuan badan legislatif China.
Data ekonomi China dalam beberapa bulan terakhir telah mengecewakan, meningkatkan kekhawatiran bahwa target pertumbuhan sebesar 5% tahun ini mungkin terancam. Stimulus fiskal baru menjadi spekulasi di pasar keuangan global setelah pertemuan tingkat tinggi Partai Komunis pada bulan September menunjukkan urgensi ekonomi.
Para pejabat berkeyakinan penuh bahwa target pertumbuhan tahun 2024 masih bisa tercapai meskipun data ekonomi bulan September diperkirakan akan menunjukkan pelemahan lebih lanjut. Investor berharap adanya stimulus fiskal besar untuk menyokong pasar saham, namun belum ada kepastian mengenai peta jalan kebijakan yang akan diambil China.