Heboh Drama Harta Warisan Lee Kuan Yew di Singapura: Kronologi Kejadiannya

by -541 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah konflik keluarga mengguncang anggota keluarga pendiri Singapura, Lee Kuan Yew. Konflik ini melibatkan beberapa saudara dalam keturunan Lee, yaitu Lee Hsien Yang dan salah satu putranya yang juga mantan Perdana Menteri (PM), Lee Hsien Loong.

Lee Hsien Yang mengatakan bahwa Pemerintah Singapura di bawah kepemimpinan kakaknya terus menekan keluarganya. Menurutnya, rezim Lee Hsien Loong sangat represif.

“Pemerintahan kakak saya sangat represif meskipun kemakmuran ekonomi Singapura sangat maju,” katanya.

Di bawah pemerintahan kakaknya yang menjabat sebagai PM selama 20 tahun hingga Mei tahun ini, Lee Hsien Yang mengklaim bahwa pihak berwenang menggunakan tuduhan tidak berdasar terhadap dirinya, istrinya, dan putranya untuk melakukan serangkaian tindakan hukum.

Pada tahun 2017, putra Lee Hsien Yang dituduh ‘mempermalukan peradilan’ atas komentar yang dibuat di Facebook tentang sistem pengadilan Singapura. Dia didenda sebesar 15.000 dolar Singapura.

Pada tahun 2018, jaksa agung Singapura melakukan tindakan disipliner terhadap istri Lee Hsien Yang, Lee Suet Fern, seorang pengacara perusahaan yang sukses. Ia dituduh bertindak tidak pantas terkait surat wasiat ayah mertuanya dan diskors selama 15 bulan. Pasangan ini juga sedang diselidiki atas tuduhan sumpah palsu.

Lee Hsien Yang menyatakan bahwa rezim kakaknya telah menjadikan Singapura terlibat dalam skandal korupsi internasional. Ia meminta dunia untuk melihat ‘sisi gelap’ Singapura.

Kronologi
Lee Kuan Yew menjadi PM Singapura sejak 1959 dan memainkan peran penting dalam mendapatkan kemerdekaan Singapura dari Malaysia. Namun, pemerintahannya juga dikenal karena menindas oposisi, membatasi kebebasan pers dan sosial, serta membentuk pemerintahan satu partai yang efektif.

Setelah mundur pada tahun 1990, ia tetap berpengaruh sebagai menteri senior hingga tahun 2004. Pada tahun tersebut, anak tertuanya, Lee Hsien Loong, menjadi PM dan terus mempertahankan pengaruhnya dalam kabinet.

Konflik keluarga dimulai pada 2015 setelah kematian Lee Kuan Yew. Perbedaan pendapat muncul ketika anak-anak Lee Kuan Yew ingin mengambil keputusan terkait rumah warisan ayah mereka.

Pada tahun 2020, Lee Hsien Yang bergabung dengan partai oposisi dan meyakini bahwa tuduhan terhadapnya dan keluarganya merupakan upaya politik untuk merusaknya.

Pada tahun 2022, Lee Hsien Yang pergi ke Inggris dan akhirnya diberikan suaka politik oleh London. Ia menganggap ini sebagai pembebasan dari ‘penganiayaan’.

Pemerintah Singapura menanggapi pertanyaan ini dengan menyatakan bahwa Lee Hsien Yang dan keluarganya bebas untuk kembali ke Singapura. Namun, terkait tuduhan hukum, mereka mengatakan bahwa tuduhan tidak berdasar yang dilontarkan Lee Hsien Yang juga tidak beralasan.