Invasi brand mobil listrik China ke Indonesia telah membuat lahan industri semakin menggiurkan, terutama di Greater Jakarta dan Subang yang menjadi submarket paling potensial. Sektor auto-related, khususnya yang terkait dengan produksi EV (electric vehicle) dan industri turunannya, menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan ini. Performa subsektor industri mencatatkan kinerja terbaik sejak pandemi, dengan permintaan lahan mencapai 312 hektare pada tahun 2024, merupakan performa terbaik dalam 5 tahun terakhir.
Kawasan industri di Wilayah Jabodetabek sudah merencanakan penambahan pasokan lahan untuk memenuhi permintaan dari pabrikan industri. Subang juga merupakan salah satu wilayah yang memiliki rencana serupa. Total stok kawasan industri di Greater Jakarta dan sekitarnya bertambah, dengan serapan lahan mencapai 77 hektare dalam semester ini. Subang, Bekasi, dan Karawang tetap menjadi submarket potensial saat ini.
Menurut Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, serapan lahan kawasan industri di tahun 2024 menunjukkan performa tertinggi sejak pandemi. Masuknya manufaktur dari wilayah Asia regional, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan, memberikan dampak positif terhadap kinerja kawasan industri. Harga lahan industri masih stabil namun cenderung meningkat, terutama di kawasan dengan daya kompetisi tinggi, seperti koridor timur Jakarta.
Pemerintah dan pelaku industri perlu memanfaatkan peluang ini sebagai ‘golden opportunity’ karena sektor manufaktur akan menjadi katalis dalam menjaga performa sektor industri di Greater Jakarta dan nasional. Beberapa pabrikan mobil telah merencanakan pembangunan pabrik baru, seperti BYD yang akan investasi sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk membangun pabrik di Subang dengan kapasitas produksi 150.000 unit kendaraan listrik per tahun.
Tak ketinggalan, Handal Indonesia Motor (HIM) juga akan membangun pabrik baru di Purwakarta yang ukurannya tiga kali lebih besar dari pabrik sebelumnya di Bekasi. Pabrik baru di Purwakarta ini akan mampu memproduksi 90 ribu unit kendaraan listrik per tahun, meningkat dari kapasitas sebelumnya di Bekasi yang hanya 30 ribu unit per tahun. Dengan semakin berkembangnya industri mobil listrik di Indonesia, pasar otomotif Tanah Air semakin warna-warni dengan kehadiran brand-brand baru.