Risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) memasuki resesi tahun ini semakin meningkat, menurut para ekonom. Pendekatan Presiden AS Donald Trump dalam perang dagang dengan kenaikan tarif dinilai kacau dan telah menghantam pasar. Wall Street mengalami penurunan tajam pada hari Senin, dengan investor khawatir tentang ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan Trump yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
Data ekonomi AS menunjukkan penurunan belanja konsumen yang signifikan pada bulan Januari dan defisit perdagangan yang melebar. Para analis khawatir dengan risiko ‘Trumpcession’ akibat kebijakan tarif yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi. Goldman Sachs dan Morgan Stanley telah memangkas perkiraan resesi AS dan pertumbuhan PDB. Model GDPNow dari Federal Reserve Atlanta memperkirakan kontraksi ekonomi AS di kuartal pertama tahun ini.
Para ekonom juga mencatat bahwa Trump memiliki kecenderungan untuk menciptakan periode transisi yang berpotensi menuju resesi. Strategi ‘hard reset’ yang digunakan Trump diduga bertujuan untuk menciptakan perlambatan ekonomi dengan tujuan mengekang inflasi, menurunkan suku bunga, dan melemahkan dolar untuk mencapai stabilitas ekonomi yang diinginkan. Meskipun beberapa skeptis mempertanyakan kebijakan ekonomi Trump, ada juga yang percaya bahwa ekonomi AS tetap tangguh meskipun ada kemungkinan perlambatan.
Dalam konteks ini, para ekonom berbeda pendapat tentang kemungkinan resesi AS, namun kesepakatan bahwa kebijakan tarif yang tidak stabil dan tidak pasti dari Trump telah menciptakan kekhawatiran di pasar global. Kemungkinan adanya resesi di AS tahun ini masih sementara dipertimbangkan oleh para analis dan investor yang terus memantau perkembangan ekonomi global.