Pada Rabu (09/04/2025), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong percepatan Final Investment Decision (FID) proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku untuk tahun 2026. Keputusan investasi ini diharapkan bisa dilakukan pada tahun depan untuk mempercepat proyek tersebut. Inpex Corporation, perusahaan minyak dan gas bumi asal Jepang, resmi meluncurkan desain teknis atau rekayasa Onshore LNG (OLNG) untuk proyek Lapangan Gas Abadi tersebut.
Inpex adalah pemegang hak partisipasi terbesar di Blok Masela dengan 65% kepemilikan saham. Sebelumnya, Shell Upstream Overseas Services memiliki 35% saham, namun kemudian saham tersebut diambil alih oleh PT Pertamina Hulu Energi dan Petronas. Lapangan Gas Abadi di Blok Masela merupakan lapangan gas laut dalam terbesar di Indonesia dengan potensi gas sebesar 6,97 triliun kaki kubik (TCF). Kontrak bagi hasil Masela yang ditandatangani pada 1998 ini diproyeksikan bisa menghasilkan 9,5 MMTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa.
Rencana pengembangan lapangan gas ini meliputi berbagai fasilitas seperti fasilitas subsea, FPSO, dan kilang LNG di darat. Pengembangan Lapangan Abadi juga diharapkan dapat menyerap hingga 10.000 tenaga kerja dan menghasilkan clean LNG dengan menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Proyek Kilang LNG Masela di darat ini juga membutuhkan investasi awal sekitar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 340 triliun dengan asumsi kurs Rp 17.000 per US$.