Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, Hyundai telah membuat langkah yang menarik dengan mempertimbangkan kembali penggunaan layar sentuh yang besar di dalam mobil. Meskipun banyak produsen mobil lain telah mengikuti tren menghadirkan layar seukuran iPad di tengah dasbor, Hyundai memahami bahwa terlalu banyak ketergantungan pada layar dapat membuat pengemudi merasa stres dan jengkel.
Dengan demikian, Hyundai memilih untuk tetap menyediakan tombol fisik untuk beberapa fungsi kunci yang sering digunakan. Simon Loasby, Wakil Presiden Senior Desain Hyundai, bahkan menyebut layar sentuh sebagai “gangguan” dan menggarisbawahi pentingnya menjaga fokus pengemudi pada jalan.
Meskipun ada harapan bahwa layar sentuh akan tetap berperan penting dalam desain mobil masa depan, Hyundai juga sedang menjelajahi keseimbangan yang tepat antara kontrol sentuh dan kontrol fisik. Dengan peluncuran platform perangkat lunak Pleos bulan lalu, Hyundai menyajikan gambaran layar besar bergaya Tesla di bagian depan dan tengah, namun juga menyertakan sederetan tombol kosong di bawah layar tersebut.
Diharapkan bahwa model Hyundai pertama yang menjalankan sistem operasi Android Automotive akan memperkenalkan tingkat interaksi fisik yang lebih besar pada tahun 2026. Dengan rencana untuk mencapai lebih dari 20 juta kendaraan pada tahun 2030, Hyundai menunjukkan komitmen mereka untuk tetap mengakomodasi kebutuhan pengemudi yang mencari keseimbangan antara teknologi layar sentuh dan pengendalian fisik yang familiar.
