Penyebab RI Rawan Gempa-Tsunami & Siaga Megathrust BMKG

by -12 Views

Indonesia dikenal sebagai daerah rawan gempa bumi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pernah mengungkapkan bahwa setidaknya terjadi sekitar 6.000 kali gempa di Indonesia setiap tahun. Gempa-gempa ini memiliki kekuatan, jenis, dan episenter yang bervariasi. Salah satu kejadian terbaru adalah gempa di Ternate, Maluku Utara dengan skala magnitudo 5,2 pada Senin, 14 April 2025. Gempa ini juga terjadi di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Sejak 11 April hingga 14 April 2025, tercatat 195 kejadian gempa terjadi.

Data BMKG menunjukkan bahwa ada 30 gempa dengan kekuatan di atas M5,0 sejak 3 Maret 2025. Di Pulau Jawa sendiri, sudah terjadi tiga gempa dengan kekuatan di atas M5,0. Indonesia rawan gempa karena letaknya di jalur pertemuan 3 lempeng tektonik. Jalur pertemuan ini berada di laut dan dapat memicu tsunami saat terjadi gempa bumi besar.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa kejadian gempa di Indonesia cenderung meningkat. Ada 14 segmen sumber gempa subduksi/megathrust dan 402 segmen sumber gempa sesar aktif yang telah teridentifikasi. Dwikorita juga memperingatkan tentang dua segmen megathrust yang belum melepaskan energi selama ratusan tahun.

BMKG memiliki tugas untuk memberikan informasi terkait gempa bumi dan tsunami di Indonesia. Mereka juga memantau zona-zona seismic gap, seperti Selatan Banten dan Selat Sunda yang sudah lama tidak mengeluarkan energi. Data menunjukkan tren peningkatan aktivitas gempa di Indonesia, dengan lonjakan signifikan terjadi di tahun 2024.

Berbagai megathrust dengan potensi gempa besar juga mengancam Indonesia. Dari daftar 13 segmen megathrust, beberapa di antaranya belum melepaskan energi selama ratusan tahun dan merupakan fokus perhatian BMKG. Sebagai langkah antisipasi, BMKG terus meningkatkan teknologi dan sistem pemantauan gempa bumi untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat Indonesia.

Source link